konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Rabu, 19 April 2017

VERTIGO

VERTIGO

Definisi
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oteh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.

Klasifikasi :
Vestibulogenik :
a. Primer : motion sickness, benign paroxysmal positional vertigo, Meniere disease, neuronitis vestibuler, drug-induced
b. Sekunder : migren vertebrobasiler, insufisiensi vertebrobasiler, neuroma akustik.
Nonvestibuler : Gangguan serebellar, hiperventilasi, psikogenik, dll.

KRITERIA DIAGNOSIS
Vertigo merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala subjektif (symptoms) dan objektif (signs) dari gangguan alat keseimbangan tubuh.
v Gejala subjektif
• Pusing, rasa kepala ringan
• Rasa terapung, terayun
• Mual
v Gejala objektif
• Keringat dingin
• Pucat
• Muntah
• Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
• Nistagmus

Gejala tersebut di atas dapat diperhebat / diprovokasi perubahan posisi kepala.
v Dapat disertai gejala berikut:
• Kelainan THT
• Kelainan Mata
• Ketainan Saraf
• Kelainan Kardiovaskular
• Kelainan Penyakit Dalam lainnya
• Kelainan Psikis
• Konsumsi obat-obat ototoksik

A. Anamnesis
• Bentuk vertigo : melayang, goyang berputar, dsb.
• Keadaan yang memprovokasi : perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.
• Profil waktu : Akut, paroksismal, kronik.
• Adanya gangguan pendengaran yang menyertai.
• Penggunaan obat-obatan misalnya streptomisin, kanamisin, salisilat.
• Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru.
• Adanya nyeri kepala.
• Adanya kelemahan anggota gerak.

B. Pemeriksaan Fisik
Umum : Keadaan umum, anemia, tekanan darah berbaring dan tegak, nadi, jantung, paru, abdomen.
Pemeriksaan neurologis umum :
• Kesadaran
• Saraf-saraf otak : visus, kampus, okulomotor, sensori di muka, otot wajah, pendengaran, dan menelan.

C. Fungsi motorik (kelumpuhan ekstremitas) dan fungsi sensorik (hipestesi, parestesi).
Pemeriksaan khusus Oto-neurologis untuk menentukan lesi sentral dan perifer.
• Fungsi vestibuler / serebelar
1. Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike (cara: Lampiran)
D. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium : darah rutin, kimia darah, urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.
• Pemeriksaan Radiologi : Foto tulang tengkorak leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
• Pemeriksaan Neurofisiologi : elektroensefalografi (EEG), elektromiografi (EMG).
• Pemeriksaan Neuro-imaging : CT Scan kepala, pnemoensefalografi, Tronscronial Doppler.

TATA LAKSANA
v Terapi kausal : sesuai dengan penyebab
v Terapi simptomatik :
Pengobatan simptomatik vertigo :
• Ca-entry blocker (mengurangi aktivitas eksitatori SSP dengan menekan pelepasan glutamat, menekan  ktivitas NMDA spesial channel, bekerja langsung sebagai depresor labirin):
Flunarisin (Sibelium) 3x 5-10 mg/hr
• Antihistamin (efek antikolinergik dan merangsang inhibitory; monoaminergik dengan akibat inhibisi n.vestibualris) : Cinnarizine 3 x 25 mg/hr, Dimenhidrinat (Dramamine) 3 x50 mg/hr.
• Histaminik (inhibisi neuron potisinaptik pada n. vestibularis lateralis) : Betahistine (Merislon) 3 x 8 mg.
• Fenotiazine (pada kemoreseptor trigger zone dan pusat muntah di M. oblongata): Chlorpromazine (largaktil) : 3 x 25 mg/hr
• Benzodiazepine (Diazepam menurunkan resting activity neuron pada n. vestibutaris) 3 x 2-5 mg/hr
• Antiepileptik : Carbamazepine (Tegretol) 3 x 200 mg/hr, Fenitoin (Dilantin) 3 x 100 mg (bila ada tanda kelainan epilepsi dan kelainan EEG)
• Campuran obat-obat di atas.

Pengobatan simptomatik otonom (mis. muntah) :
• Metoclopramide (Primperan, Raclonid) 3 x 10 mg/hr
v Terapi rehabilitasi
• Latihan visual-vestibular, Metode Brandt-Daroff, Galt Exercise

PENYULIT
• Dehidrasi
• Gangguan elektrolit

KONSULTASI
• THT dan unit pelayanan lain yang terkait sesuai indikasi.

JENIS PELAYANAN
• Rawat jatan
• Rawat inap, terutama bila disertai muntah hebat

TENAGA STANDAR
• Perawat, dokter umum, dokter spesialis saraf

LAMA PERAWATAN
• Minimal 1 minggu

PROGNOSIS
• Tergantung penyebab
MANUVER NYLEN BARANY
(HALLPIKE MANOUVRE)
lalah pemeriksaan untuk mencari adanya vertigo/ nistagmus posisional paroksismal dan
membedakan vertigo sentral dan perifer.
Cara:
1. Penderita duduk di meja periksa kemudian disuruh cepat-cepat berbaring terlentang dengan kepala tergantung (disanggah dengan tangan pemeriksa) di ujung meja dan cepat-cepat kepala disuruh menengok kekiri (10°-20°), pertahankan sampai 10-15 detik, lihat adanya nistagmus.
2. Kemudian kembali ke posisi duduk dan lihat adanya nistagmus (10-15 detik).
3. Ulangi pemeriksaan dengan kepala menengok ke kanan.
Hasil :
Orang normal dengan manuver tersebut tidak timbul vertigo atau nistagmus.



sumber:

0 komentar:

Posting Komentar