konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Rabu, 19 April 2017

Inilah Saatnya


Inilah Saatnya


Inilah saatnya
melepas sepatu yang penuh kisah
meletakan ransel yang penuh masalah
dan mandi mengusir rasa gerah
menenangkan jiwa yang gelisah.

Amarah dan duka
menjadi jeladri dendam
bola-bola api tak terkendali
yang membentur diri sendiri
dan memperlemah perlawanan.
Sebab seharusnya perlawanan
membuahkan perbaikan,
bukan sekedar penghancuran.
Inilah saatnya
meletakkan kelewang dan senapan,
makan sayur urap
mengolah pencernaan,
minum teh poci,
menatap pohon-pohon
dari jendela yang terbuka.
Segala macam salah ucap
bisa dibetulkan dan diterangkan.
Tetapi kalau senjata salah bicara
luka yang timbul panjang buntutnya.
Dan bila akibatnya hilang nyawa
bagaimana akna membetulkannya?
Inilah saatnya
duduk bersama dan bicara.
Saling menghargai nyawa manusia.
Sadar akan rekaman perbuatan
di dalam buku kalbu
dan ingatan alam akhirat.
Ahimsa,
tanpa kekerasan menjaga martabat manusia.
Anekanta,
memahami dan menghayati
keanekaan dalam kehidupan
bagaikan keanekaan di dalam alam.
Menerima hidup bersama
dengan orang-orang yang berbeda.
Lalau duduk berunding
tidak untuk berseragam
tetapi untuk membuat agenda bersama.
Aparigraha,
masing-masing pihak menanggalkan pakaian
menanggalkan lencana golongan
lalu duduk bersama.
Masing-masing pihak hanya memihak
kepada kebenaran.
Inilah saatnya
menyadari keindahan kupu-kupu beterbangan.
Bunga-bunga di padang belantara
Lembutnya daging susu ibu
Dan para cucu masa depan
membaca buku sejarah
mencari ilham.
Inilah saatnya,
Inilah saatnya,
Ya, saudara-saudariku.
Inilah saatnya bagi kita.
Diantara tiga gunung
memeluk rembulan.
WS Rendra
Cipayung Jaya, November 2001

0 komentar:

Posting Komentar