Trikiasis
No ICPC-2
: F99. Eye / adnexa disease, other
No ICD-10
: H02. Entropion and trichiasis of eyelid
Tingkat
Kemampuan : 4A
Masalah
Kesehatan
Trikiasis
adalah kondisi di mana bulu mata tumbuh mengarah ke dalam, yaitu ke arah
permukaan bola mata, sehingga dapat menggores kornea atau konjungtiva dan
menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri, erosi, infeksi, dan ulkus
kornea. Data mengenai tingkat prevalensi penyakit ini di Indonesia tidak ada.
Dokter di pelayanan kesehatan primer harus memiliki kompetensi menangani kasus
trikiasis karena pasien-pasien yang mengalami tanda maupun komplikasi dari
trikiasis sangat mungkin mencari pertolongan di layanan primer terlebih dahulu.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1.
Keluhan pasien dapat bermacam-macam, misalnya: mata berair, rasa mengganjal,
silau bila terpapar cahaya, atau kelilipan. Penglihatan dapat terganggu bila
sudah timbul ulkus pada kornea.
2.
Keluhan dapat dialami pada satu atau kedua mata.
3.
Bila telah terjadi inflamasi, dapat timbul keluhan mata merah.
4.
Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan faktor predisposisi, misalnya:
blefaritis, trakoma, trauma mekanik atau kimiawi, herpes zoster oftalmik, dan
berbagai kelainan yang menyebabkan timbulnya sikatriks dan entropion.
5. Keluhan
dapat dialami oleh pasien dari semua kelompok usia.
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
1.
Beberapa atau seluruh bulu mata berkontak dengan permukaan bola mata.
2.
Dapat ditemukan entropion, yaitu terlipatnya margo palpebra ke arah dalam.
3.
Bila terdapat inflamasi atau infeksi, dapat ditemukan injeksi konjungtival atau
silier.
4.
Kelainan pada kornea, misalnya: abrasi, ulkus, nebula / makula / leukoma
kornea.
5. Bila
telah merusak kornea, dapat menyebabkan penurunan visus.
6.
Bila terdapat ulkus pada kornea, uji fluoresein akan memberi hasil positif.
7.
Pemeriksaan harus dilakukan pada kedua mata, terlepas dari ada tidaknya
keluhan.
Penegakan
Diagnosis (Assessment)
Diagnosis
trikiasis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis sebagaimana
disebutkan sebelumnya. Tes fluoresens dapat menunjukkan erosi atau ulkus
kornea.
Diagnosis
banding: Penyebab inflamasi lain pada mata
Penatalaksanaan
Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1.
Non-medikamentosa
Epilasi,
yaitu pencabutan bulu mata dengan pinset. Hal ini bertujuan mengurangi gejala
dan mencegah komplikasi pada bola mata. Namun, bulu mata akan tumbuh kembali
dalam waktu 4 – 6 minggu, sehingga epilasi perlu diulang kembali.
2.
Medikamentosa
Pengobatan
topikal diberikan sesuai indikasi, misalnya: salep atau tetes mata antibiotik
untuk mengatasi infeksi.
Konseling
dan Edukasi
1.
Pasien perlu diinformasikan untuk menjaga kebersihan matanya dan menghindari
trauma pada mata yang dapat memperparah gejala.
2. Dokter
perlu menjelaskan beberapa alternatif pilihan terapi, mulai dari epilasi dan
pengobatan topikal yang dapat dilakukan oleh dokter di pelayanan kesehatan
primer hingga operasi yang dilakukan oleh spesialis mata di layanan sekunder.
Terapi yang akan dijalani sesuai dengan pilihan pasien.
Kriteria
Rujukan
1.
Bila tatalaksana di atas tidak membantu pasien, dapat dilakukan rujukan ke
layanan sekunder
2.
Bila telah terjadi penurunan visus
3.
Bila telah terjadi kerusakan kornea
4. Bila
pasien menghendaki tatalaksana langsung di layanan sekunder
Peralatan
1.
Lampu senter
2.
Snellen Chart
3.
Pinset untuk epilasi
4.
Lup
5.
Dapat pula disediakan kertas fluoresein dan larutan NaCl 0.9% untuk ter
fluoresein
6. Lampu
biru (bisa berasal lampu biru pada oftalmoskop)
Prognosis
1.
Ad vitam : Bonam
2.
Ad functionam : Dubia
3. Ad
sanationam : Malam
Referensi
1.
Carter, S.R., 1998. Eyelid Disorders: Diagnosis and Management. American
Family Physician, 57(11), pp.2695–702. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9636333.
2. Ilyas,
S., 2005. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed., Jakarta: Balai Penerbit FKUI
0 komentar:
Posting Komentar