Fixed Drug Eruption
No. ICPC-2 : A85 Adverse
effect medical agent
No. ICD-10 : L27.0 Generalized
skin eruption due to drugs and
medicaments
Tingkat Kemampuan : 4A
Masalah Kesehatan
Fixed Drug Eruption (FDE) adalah salah satu jenis
erupsi obat yang sering dijumpai. Dari namanya dapat disimpulkan bahwa kelainan
akan terjadi berkali-kali pada tempat yang sama. Mempunyai tempat predileksi
dan lesi yang khas berbeda dengan Exanthematous Drug Eruption. FDE
merupakan reaksi alergi tipe 2 (sitotoksik).
Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Pasien datang keluhan kemerahan
atau luka pada sekitar mulut, bibir, atau di alat kelamin, yang terasa panas.
Keluhan timbul setelah mengkonsumsi obat-obat yang sering menjadi penyebab
seperti Sulfonamid, Barbiturat, Trimetoprim, dan analgetik.
Anamnesis yang dilakukan harus
mencakup riwayat penggunaan obat-obatan atau jamu. Kelainan timbul secara akut
atau dapat juga beberapa hari setelah mengkonsumsi obat. Keluhan lain adalah
rasa gatal yang dapat disertai dengan demam yang subfebril.
Faktor Risiko
1. Riwayat konsumsi obat (jumlah,
jenis, dosis, cara pemberian, pengaruh pajanan sinar matahari, atau kontak obat
pada kulit terbuka)
2. Riwayat atopi diri dan
keluarga
3. Alergi terhadap alergen lain
4. Riwayat alergi obat sebelumnya
Hasil Pemeriksaan Fisik dan
penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
Lesi khas:
1. Vesikel, bercak
2. Eritema
3. Lesi target berbentuk bulat
lonjong atau numular
4. Kadang-kadang disertai erosi
5. Bercak hiperpigmentasi dengan
kemerahan di tepinya, terutama pada lesi berulang
Tempat predileksi:
1. Sekitar mulut
2. Daerah bibir
3. Daerah penis atau vulva
Gambar 11.35 Fixed Drug
Eruption (FDE)
Pemeriksaan penunjang
Biasanya tidak diperlukan
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan
Diagnosis Banding
Pemfigoid bulosa, Selulitis,
Herpes simpleks , SJS (Steven Johnson Syndrome)
Komplikasi
Infeksi sekunder
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana adalah
menghentikan obat terduga. Pada dasarnya erupsi obat akan menyembuh bila obat
penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan.
Untuk mengatasi keluhan,
farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
1. Kortikosteroid sistemik,
misalnya prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali pemberian per hari
2. Antihistamin sistemik untuk
mengurangi rasa gatal; misalnya Hidroksisin tablet 10 mg/hari 2 kali sehari
selama 7 hari atau Loratadin tablet 1x10 mg/hari selama 7 hari
3. Pengobatan topikal
a. Pemberian topikal tergantung
dari keadaan lesi, bila terjadi erosi atau madidans dapat dilakukan kompres
NaCl 0,9% atau Larutan Permanganas kalikus 1/10.000 dengan 3 lapis kasa selama
10-15 menit. Kompres dilakukan 3 kali sehari sampai lesi kering
b. Terapi dilanjutkan dengan
pemakaian topikal kortikosteroid potensi ringan-sedang, misalnya Hidrokortison
krim 2,5% atau Mometason furoat krim 0,1%.
Konseling dan Edukasi
1. Prinsipnya adalah eliminasi
obat terduga.
2. Pasien dan keluarga diberitahu
untuk membuat catatan kecil di dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
3. Memberitahukan bahwa
kemungkinan pasien bisa sembuh dengan adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi.
Dan bila alergi berulang terjadi kelainan yang sama, pada lokasi yang sama.
Kriteria Rujukan
1. Lesi luas, hampir di seluruh
tubuh, termasuk mukosa dan dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma
Steven Johnson.
2. Bila diperlukan untuk
membuktikan jenis obat yang diduga sebagai penyebab:
a. Uji tempel tertutup, bila negatif
lanjutkan dengan
b. Uji tusuk, bila negatif
lanjutkan dengan
c. Uji provokasi.
3. Bila tidak ada perbaikan
setelah mendapatkan pengobatan standar selama 7 hari dan menghindari obat.
4. Lesi meluas.
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus
untuk mendiagnosis penyakit Fixed Drug Eruption.
Prognosis
Prognosis umumnya bonam,
jika pasien tidak mengalami komplikasi atau tidak memenuhi kriteria rujukan.
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M.,
Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta.
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G.,
Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th
Ed. Canada. Saunders Elsevier.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar