konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Rabu, 30 November 2016

Pre-Eklampsia


Masalah Kesehatan
Pre-eklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan di atas 20 minggu yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
Tanda utama penyakit ini adanya hipertensi dan proteinuria. Pre-eklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat komplesitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena pre-eklampsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca-persalinan.

Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Pusing dan nyeri kepala
2. Nyeri ulu hati
3. Pandangan kurang jelas
4. Mual hingga muntah

Faktor Risiko
1. Kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskular (antaralain : diabetes melitus, hipertensi kronik, gangguan pembuluh darah)
2. Sindrom antibody antiphospholipid (APS)
3. Nefropati
4. Faktor risiko lainnya dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri, dan faktor spesifik dari ibu atau janin.
     a. Umur > 40 tahun
     b. Nullipara dan Kehamilan multipel
5. Obesitas sebelum hamil
6. Riwayat keluarga pre-eklampsia dan eklampsia
7. Riwayat pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pada pre-eklampsia ringan:
    a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
   b. Tes celup urin menunjukkan proteinuria +1 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >   300 mg/24 jam
2. Pada pre-eklampsia berat:
   a. Tekanan darah > 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
  b. Tes celup urin menunjukkan proteinuria +2 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil > 5g/24 jam
c. Atau disertai keterlibatan organ lain:
     Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
     Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
     Sakit kepala, skotoma penglihatan
     Pertumbuhan janin terhambat, oligohidroamnion
     Edema paru atau gagal jantung kongestif
     Oligouria (<500cc/24 jam), kreatinin > 1.2 mg/dl

Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.

Diagnosis Banding
Hipertensi gestasional, Hipertensi Kronik, Hipertensi Kronik dengan superimposed preeklampsia

Komplikasi
Sindrome HELLP, pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat, edema paru, kematian janin, koma, kematian ibu

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Non Medikamentosa
1. Pre-eklampsia ringan
     a. Dapat di rawat jalan dengan pengawasan dan kunjungan antenatal yang lebih sering.
    b. Dianjurkan untuk banyak istirhat dengan baring atau tidur miring. Namun tidak mutlak selalu tirah baring
    c. Diet dengan cukup protein dengan rendah karbohidar, lemak dan garam secukupnya.
    d. Pemantuan fungsi ginjal, fungsi hati, dan protenuria berkala
2. Pre-eklampsia berat
 Segera melakukan perencanaan untuk rujukan segera ke Rumah Sakit dan menghindari terjadi kejang dengan pemberian MgSO4.

Medikamentosa
1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, ukuran uterus dan gerakan janin.
Tabel 14.8 Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat
Dosis
Keterangan
Nifedipine
4 x 10-30 mg peroral (short acting)
Dapat meyebabkan hipotensi pada ibu dan janin, bila diperlukan diberikan sublingual
Nikardipin
5 mg/jam, dapat dinitarsi 2,5 mg/jam tiap 5 menit hingga maksimun 10 mg/jam

Metildopa
2 x 250 – 500 mg peroral (dosis maksimal 2000 mg/hari)



Anti Hipertensi golongan ACE Inhibitor (misalnya kaptopril) , ARB, (misalnya Valsartan) dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil.
  
● Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah kejang atau kejang berulang
●Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g
MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur

CARA PEMBERIAN DOSIS AWAL
● Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
● Berikan larutan tersebut secra perlahan IVselama 20 menit
Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing
5 gr MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 dalam 40%)
IM di bokong kiri dan kanan
 


Syarat pemberian MgSO4
● Tersedia Ca Glukonas 10%
● Ada reflex patella
● Jumlah urin minimal 0,5 ml/Kg BB/jam
 


Gambar Penatalaksaan Pemberian dosis awal dan rumatan MgSO4 pada pasien pre-eklampsia

 2. Rawat jalan (ambulatoir)
      a. Ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring)
      b. Konsumsi susu dan air buah
      c. Antihipertensi
          Ibu dengan hipertensi berat selama kehailan perlu mendapatkan terapi antihipertensi.
          Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat.

Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan
1. Pada ibu dengan preeklampsi berat dengan janin sudah viable namun usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi.
2. Pada ibu dengan preeklampsi berat, dimana usia kehamilan 34-37 minggu, manajemen ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang tidak terkontrol, disfungsi organ ibu, dan gawat janin.
3. Pada ibu dengan preeklampsi berat yang kehamilannya sudah aterm, persalinan dini dianjurkan.
4. Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional ringan yang sudah aterm, induksi persalinan dianjurkan.

Konseling dan Edukasi
1. Memberikan informasi mengenai keadaan kesehatan ibu hamil dengan tekanan darah yang tinggi.
2. Melakukan edukasi terhadapa pasien, suami dan keluarga jika menemukan gejala atau keluhan dari ibu hamil segera memberitahu petugas kesehatan atau langsung ke pelayanan kesehatan
3. Sebelum pemberian MgSO4, pasien terlebih dulu diberitahu akan mengalami rasa panas dengan pemberian obat tersebut.
4. Suami dan keluarga pasien tetap diberi motivasi untuk melakukan pendampingan terhadap ibu hamil selama proses rujukan

Kriteria Rujukan
1. Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklampsia berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder.
2. Penanganan kegawatdaruratan harus di lakukan menjadi utama sebelum dan selama proses rujukan hingga ke Pelayanan Kesehatan sekunder.

Peralatan
1. Doppler atau Laenec
2. Palu Patella
3. Obat-obat Antihipertensi
4. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin dan urinalisa.
5. Larutan MgSO4 40%
6. Larutan Ca Glukonas

No. ICPC-2 : W81 Toxaemia of pregnancy
No. ICD-10 : O14.9 Pre-eclampsia, unspecified
Tingkat Kemampuan : 3B

Prognosis
Prognosis pada umumnya dubia ad bonam baik bagi ibu maupun janin.

Referensi
1. Kementerian Kesehatan RI dan WHO.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.Jakarta : KementerianKesehatan RI. 2013(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
2. Report on the national high blood pressure education program working group on high blood pressure in pregnancy. AJOG.2000: Vol.183. (National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy, 2000)
3. Lana, K. Wagner, M.D. Diagnosis and management of pre-eklampsia. The American Academy of Family Physicians. 2004 Dec 15; 70 (12): 2317-2324).(Lana & Wagner, 2004)
4. Cunningham, F.G. et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams Obstetrics. 21st Ed. Prentice Hall International Inc. Connecticut: Appleton and Lange. 2001; p. 653 - 694.(Cunningham, et al., 2001)
5. Prawirohardjo, S. Saifuddin, A.B. Rachimhadhi, T. Wiknjosastro Gulardi H. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat cetakan ketiga. Jakarta :PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.. 2010: Hal 550-554.(Prawirohardjo, et al., 2010)

6. KementerianKesehatan RI. PedomanNasionalPelayananKedokteran : Diagnosis dan Tata Laksana Pre-eklampsia. Jakarta: KementerianKesehatan RI. 2013.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013) 

0 komentar:

Posting Komentar