Masalah Kesehatan
MEP adalah penyakit akibat
kekurangan energi dan protein umumnya disertai defisiensi nutrisi lain.
Klasifikasi dari MEP adalah :
1. Kwashiorkor
2. Marasmus
3. Marasmus Kwashiorkor
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Kwashiorkor, dengan keluhan:
Edema
Wajah sembab
Pandangan sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti
warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok
Anak rewel, apatis
2. Marasmus, dengan keluhan:
Sangat kurus
Cengeng
Rewel
Kulit keriput
3. Marasmus Kwashiorkor, dengan
keluhan kombinasi dari ke-2 penyakit tersebut diatas.
Faktor Risiko
Berat badan lahir rendah, HIV,
Infeksi TB, pola asuh yang salah
Hasil Pemeriksaan Fisik dan
penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
1. BB/TB < 70% atau < -3SD
2. Marasmus: tampak sangat kurus,
tidak ada jaringan lemak bawah kulit, anak tampak tua, baggy pants
appearance.
3. Kwashiorkor: edema, rambut
kuning mudah rontok, crazy pavement dermatosa
4. Tanda dehidrasi
5. Demam
6. Frekuensi dan tipe pernapasan:
pneumonia atau gagal jantung
7. Sangat pucat
8. Pembesaran hati, ikterus
9. Tanda defisiensi vitamin A
pada mata: konjungtiva kering, ulkus kornea, keratomalasia
10. Ulkus pada mulut
11. LILA < 11,5 cm untuk anak
6-59 bulan
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium: gula darah, Hb,
Ht, preparat apusan darah, urin rutin, feses
2. Antropometri
3. Foto toraks
4. Uji tuberkulin
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis dengan
gizi buruk, apabila:
1. BB/TB < -3SD atau 70% dari
median (marasmus).
2. Edema pada kedua punggung kaki
sampai seluruh tubuh (kwashiorkor: BB/TB >-3SD atau marasmik-kwashiorkor
BB/TB <-3SD).
Tabel 12.8 Klasifikasi Malnutrisi Energi
Protein (MEP)
Kriteria
|
Klinis
|
Antropometri
(BB/TB-PB)
|
Gizi buruk
|
Tampak
sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki atau seluruh tubuh
|
<-3SD
|
Gizi kurang
|
Tampak kurus
|
-3SD < -2SD
|
Diagnosis Banding: -
Komplikasi
Anoreksia, Pneumonia berat,
Anemia berat, Infeksi, Dehidrasi berat, Gangguan elektrolit, Hipoglikemi,
Hipotermi, Hiperpireksia, Penurunan kesadaran
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan dan Target Terapi
Gambar : Langkah penanganan gizi
buruk terbagi dalam fase stabilisasi dan rehabilitasi
Penanganan pasien dengan MEP,
yaitu:
Vitamin A dosis tinggi
diberikan pada anak gizi buruk dengan dosis sesuai umur pada saat pertama kali
ditemukan
Makanan untuk pemulihan gizi
dapat berupa makanan lokal atau pabrikan.
- Jenis pemberian ada 3 pilihan:
makanan therapeuticatau gizi siap saji, F100 atau makanan lokal dengan densitas
energi yg sama terutama dari lemak (minyak/santan/margarin).
- Pemberian jenis makanan untuk
pemulihan gizi disesuaikan masa pemulihan (rehabilitasi):
o 1 minggu pertama pemberian
F100.
o Minggu berikutnya jumlah dan
frekuensi F100 dikurangi seiring dengan penambahan makanan keluarga.
Kunjungan Rumah
Tenaga kesehatan atau kader
melakukan kunjungan rumah pada anak gizi buruk rawat jalan, bila:
- Berat badan anak sampai pada
minggu ketiga tidaknaik atau turun dibandingkan dengan berat badanpada saat
masuk (kecuali anak dengan edema).
- Anak yang 2 kali berturut-turut
tidak datang tanpa pemberitahuan
Kunjungan rumah bertujuan untuk
menggali permasalahan yang dihadapi keluarga termasuk kepatuhan mengonsumsi
makanan untuk pemulihan gizi dan memberikan nasihat sesuai dengan masalah yang
dihadapi.
Dalam melakukan kunjungan,
tenaga kesehatan membawa kartu status, cheklist kunjungan rumah,
formulir rujukan, makanan untuk pemulihan gizi dan bahan penyuluhan.
Hasil kunjungan dicatat pada checklist
kunjungan dan kartu status. Bagi anak yang harus dirujuk, tenaga kesehatan
mengisi formulir rujukan.
Konseling dan Edukasi
Menyampaikan informasi kepada
ibu/pengasuh tentang hasil penilaian pertumbuhan anak.
Mewawancarai ibu untuk mencari
penyebab kurang gizi.
Memberi nasihat sesuai penyebab
kurang gizi.
Memberikan anjuran pemberian
makan sesuai umur dan kondisi anak dan cara menyiapkan makan formula,
melaksanakan anjuran makan dan memilih atau mengganti makanan.
Kriteria Rujukan
1. Bila terjadi komplikasi,
seperti: sepsis, dehidrasi berat, anemia berat, penurunan kesadaran
2. Bila terdapat penyakit
komorbid, seperti: pneumonia berat
Peralatan
1. Alat pemeriksaan gula darah
sederhana
2. Alat pengukur berat dan tinggi
badan anak serta dewasa
3. Skala antropometri
No. ICPC II : T91 Vitamin/nutritionaldeficiency
No. ICD X : E46 Unspecifiedprotein-energy malnutrition
Tingkat Kemampuan : 4A
Prognosis
Prognosis umumnya dubia ad
bonam untuk ad vitam, sedangkan untuk quo ad fungsionam dan sanationam
umumnya dubia ad malam.
Referensi
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, Simadibrata M, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed.
Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.
2. Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Kemkes RI. Jakarta.
2011.
0 komentar:
Posting Komentar