Ketuban pecah dini adalah keadaan
pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban
pecah dini pada kehamilan prematur.
Dalam keadaan normal 8-10%
perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini
prematur terjadi pada 1% kehamilan.
Ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang
menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, dan solusio plasenta.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Terasa keluar air
dari jalan lahir
2. Biasanya tanpa disertai dengan
kontraksi atau tanda inpartu
Adanya riwayat keluarnya air
ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadang-kadang disertai
tanda-tanda lain dari persalinan.
Pada anamnesis, hal-hal yang
perlu digali adalah menentukan usia kehamilan, adanya cairan yang keluar dari
vagina, warna cairan yang keluar dari vagina, dan adanya demam.
Faktor Risiko :
Multiparitas, Hidramnion,
Kelainan letak ; sungsang atau melintang, Kehamilan ganda , Cephalo Pelvic
Disproportion, Infeksi, Perdarahan antepartum
Hasil Pemeriksaan Fisis dan
Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Tercium bau khas
ketuban
2. Apakah memang air
ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, lihat dan
perhatikan atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior.
3. Menentukan
pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina. Pastikan bahwa
cairan tersebut adalah cairan amnion dengan memperhatikan bau cairan ketuban
yang khas.
4. Jika tidak ada
cairan amnion, dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah janin
atau meminta pasien batuk atau mengejan
5. Tidak ada tanda
inpartu
6. Pemeriksaan fisik dilakukan
untuk menilai adanya tanda-tanda infeksi pada ibu dengan mengukur suhu tubuh
(suhu ≥ 380C)
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan pH
vagina (cairan ketuban) dengan kertas lakmus (Nitrazin test) dari
merah menjadi biru , sesuai dengan sifat air ketuban yang alkalis
2. Pemeriksaan
mikroskopis tampak gambaran pakis yang mengering pada sekret serviko vaginal.
3. Dilakukan dengan
meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan mengering. Pemeriksaan
mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
4. Pemeriksaan darah rutin,
leukosit> 15.000/mm3.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang.
Diagnosis Banding : -
Komplikasi yang timbul bergantung
pada usia kehamilan
1. Infeksi maternal
korioamnionitis dan neonatal
2. Persalinan
prematur
3. Hipoksia karena
kompresi tali pusat
4. Deformitas janin
5. Meningkatnya insiden seksio
sesarea, atau gagal persalinan normal.
0 komentar:
Posting Komentar