Hiperemesis Gravidarum (Mual dan
Muntah Pada Kehamilan)
Masalah Kesehatan
Mual dan muntah yang terjadi pada
awal kehamilan sampai umur kehamilan 16 minggu. Mual dan muntah yang
berlebihan, dapat mengakibatkan dehidrasi, gangguan asam-basa dan elektrolit
dan ketosis keadaan ini disebut sebagai keadaan hiperemesis. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Mual
dan muntah ini terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Mual
dan muntah mempengaruhi hingga > 50% kehamilan. Keluhan muntah kadang-kadang
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala
penyakit appendisitis, pielitis, dan sebagainya.
Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
1. Mual dan muntah hebat
2. Ibu terlihat pucat
3. Kekurangan cairan
Gejala klinis
1. Muntah yang hebat
2. Mual dan sakit kepala terutama
pada pagi hari (morning sickness)
3. Nafsu makan turun
4. Beratbadan turun
5. Nyeri epigastrium
6. Lemas
7. Rasa haus yang hebat
8. Gangguan kesadaran
Faktor Risiko
Belum diketahui secara pasti
namun diperkirakan erat kaitannya dengan faktor- faktor :
1. Peningkatan hormon – hormon
kehamilan.
2. Adanya riwayat hiperemesis
pada kehamilan sebelumnya.
3. Status nutrisi: pada wanita
obesitas lebih jarang di rawat inap karena hiperemesis.
4. Psikologis: adanya stress dan
emosi.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan
Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan tanda vital: nadi
meningkat 100x/mnt, tekanan darah menurun (pada keadaan berat), subfebris, dan
gangguan kesadaran (keadaan berat).
2. Pemeriksaan tanda-tanda
dehidrasi: mata cekung, bibir kering, turgor berkurang.
3. Pemeriksaan generalis: kulit
pucat, sianosis, berat badan turun> 5% dari berat badan sebelum hamil,
uterus besar sesuai usia kehamilan, pada pemeriksaan inspekulo tampak serviks
yang berwarna biru.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Darah : kenaikan relatif
hemoglobin dan hematokrit.
2. Urinalisa : warna pekat, berat
jenis meningkat, pemeriksaan ketonuria, dan proteinuria.
Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Hiperemesis gravidarum apabila
terjadi:
1. Mual muntah berat
2. Berat badan turun > 5% dari
berat sebelum hamil
3. Ketonuria
4. Dehidrasi dan
Ketidakseimbangan elektrolit
Klasifikasi hiperemesis
gravidarum secara klinis dibagi menjadi 3 tingkatan, antara lain:
1. Tingkat 1
Muntah yang terus menerus, timbul
intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 x/mnt, dan tekanan
darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang,
dan urin sedikit tetapi masih normal.
2. Tingkat 2
Gejala lebih berat, segala yang
dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebris, nadi cepat lebih dari
100-140 x/mnt, tekanan darah sistolik menurun, apatis, kulit pucat, lidah
kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.
3. Tingkat 3
Walaupun kondisi tingkat 3 sangat
jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.
Diagnosis Banding
Ulkus peptikum, Inflammatory
bowel syndrome, Acute Fatty Liver, Diare akut
Komplikasi
Komplikasi neurologis, Stress
related mucosal injury, stress ulcer pada gaster, Jaundice,
Disfungsi pencernaan, Hipoglikemia, Malnutrisi, Defisiensi vitamin terutama
thiamin, komplikasi potensial dari janin, kerusakan ginjal yang menyebabkan
hipovolemia, Intrauterine growth restriction (IUGR)
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
a. Mengusahakan kecukupan nutrisi
ibu, termasuk suplemantasi vitamin dan asam folat di awal kehamilan.
b. Makan porsi kecil, tetapi
lebih sering.
c. Menghindari makanan yang
berminyak dan berbau lemak.
d. Istirahat cukup dan hindari
kelelahan.
e. Efekasi yang teratur.
2. Medikamentosa
Tatalaksana Umum
a. Bila perlu, berikan 10 mg
Doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari
(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet saat
siang).
b. Bila masih belum teratasi,
tambahkan Dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau supositoria, 4-6 kali sehari
(maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet Doksilamin/Piridoksin), ATAU Prometazin
5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau supositoria.
c. Bila masih belum teratasi,
tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di bawah ini:
Klorpromazin 10-25 mg per oral
atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
Proklorperazin 5-10 mg per oral
atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam
Prometazin 12,5-25 mg per oral
atau IM tiap 4-6 jam
Metoklopramid 5-10 mg per oral
atau IM tiap 8 jam
Ondansetron 8 mg per oral tiap
12 jam
d. Bila masih belum teratasi dan
terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan sesuai dengan
derajat hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, lalu:
Berikan suplemen multi vitamin
IV
Berikan dimenhidrinat 50 mg
dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 menit, setiap 4-6 jam sekali
Bila perlu, tambahkan salah
satu obat berikut ini:
- Klorpromazin 25-50 mg IV tiap
4-6 jam
- Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
- Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
- Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
Bila perlu, tambahkan Metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam
ATAU ondansetron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/ jam
terus-menerus selama 24 jam.
Konseling dan Edukasi
1. Memberikan informasi kepada pasien, suami, dan keluarga
mengenai kehamilan dan persalinansuatu proses fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah usia
kehamilan 4 bulan.
3. Hindari kelelahan pada ibu dengan aktivitas berlebihan.
4. Memperhatikan kecukupan nutrisi ibu, dan sedapat mungkin
mendapatkan suplemen asam folat di awal kehamilan.
Kriteria Rujukan
1. Ditemukan gejala klinis dan ada gangguan kesadaran (tingkat 2
dan 3).
2. Adanya komplikasi gastroesopagheal reflux disease (GERD),
ruptur esofagus, perdarahan saluran cerna atas dan kemungkinan defisiensi
vitamin terutama thiamine.
3. Pasien telah mendapatkan tindakan awal kegawatdaruratan sebelum
proses rujukan.
Peralatan
1. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin
2. Laboratorium urinalisa
No. ICPC-2 : W05Pregnancy
vomiting/nausea
No ICD-10 : O21.0 Mild
hyperemis gravidarum
Tingkat Kemampuan : 3B
Prognosis
Prognosis umumnya bonam dan sangat memuaskan jika dilakukan
penanganan dengan baik. Namun jika tidak dilakukan penanganan yang baik pada
tingkat yang berat, kondisi ini dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
Ad vitam: Bonam; Ad functionam: Bonam; Ad sanationam: Bonam
Referensi
1. Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2013(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
2. World Health Organization, KementerianKesehatan,
PerhimpunanObstetri Dan Ginekologi, IkatanBidan Indonesia. PelayananKesehatanIbu
Di FasilitasKesehatanDasar Dan Rujukan. Edisi I. Jakarta 2013. Hal
82-3(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
3. Prawirohardjo, S. Saifuddin,
A.B. Raschimhadhi, T. Wiknjosastro, G.H, 2010. Ilmu Kebidanan. Ed 4.
Cetakan ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010; Hal
814-818.(Prawirohardjo, et al., 2010)
4. Wiknjosastro,H.Hiperemesis
Gravidarum dalamIlmu Kebidanan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005: Hal
275-280.(Prawirohardjo, et al., 2010)
5. Ronardy, D.H. Ed. Obstetri
Williams. Ed 18. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006:9,
996.(Ronardy, 2006)
0 komentar:
Posting Komentar