Cracked Nipple
Nyeri pada puting merupakan
masalah yang sering ditemukan pada ibu menyusui dan menjadi salah satu penyebab
ibu memilih untuk berhenti menyusui bayinya. Diperkirakan sekitar 80-90% ibu
menyusui mengalami nipple pain dan 26% di antaranya mengalami lecet pada puting
yang biasa disebut dengan nipple crack. Kerusakan pada puting mungkin terjadi
karena trauma pada puting akibat cara menyusui yang salah.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Adanya nyeri pada puting susu dan
nyeri bertambah jika menyusui bayi.
Penyebab
Dapat disebabkan oleh teknik menyusui
yang salah atau perawatan yang tidak benar pada payudara. Infeksi monilia dapat
mengakibatkan lecet.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan
Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik didapatkan :
1. Nyeri pada daerah
putting susu
2. Lecet pada daerah putting susu
Gambar Crackecd Nipple
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
dalam penegakan diagnosis.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis bisa ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.
Komplikasi
Risiko yang sering muncul adalah
ibu menjadi demam dan pembengkakan pada payudara.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa
1. Teknik menyusui
yang benar
2. Puting harus
kering
3. Mengoleskan
colostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting susu dan membiarkan kering.
4. Mengistiraharkan
payudara apabila lecet sangat berat selama 24 jam
5. Lakukan pengompresan dengan
kain basah dan hangat selama 5 menit jika terjadi bendungan payudara
Medikamentosa
1. Memberikan tablet
Parasetamol tiap 4 – 6 jam untuk menghilangkan nyeri.
2. Pemberian Lanolin
dan vitamin E
3. Pengobatan terhadap monilia
Konseling dan Edukasi
1. Tetap memberikan
semangat pada ibu untuk tetap menyusui jika nyeri berkurang.
2. Jika masih tetap
nyeri, sebagian ASI sebaiknya diperah.
3. Tidak melakukan
pembersihan puting susu dengan sabun atau zat iritatif lainnya.
4. Menggunakan bra
dengan penyangga yang baik.
5. Posisi menyusui harus benar,
bayi menyusui sampai ke kalang payudara dan susukan secara bergantian di antara
kedua payudara.
Tabel 14.14 Posisi menyusui yang baik
Posisi tubuh yang baik
|
Posisi
menyusui yang tidak benar
|
1.
Posisi muka bayi menghadap ke payudara (Chin to Breast)
2.
Perut atau dada bayi menempel pada pertu /dada ibu (Chest to Chest)
3.
Seluruh badan Bai menghadap ke badan ibu hungga telinga bayi membentuk garis
lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
4.
Seluruh punggung bayi tersanggah dengan bayi
5.
Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
6.
Pegang belakang bahu, jangan kepala bayi
7.
Kepala terletak di lengan bukan di daerah siku
|
1.
Leher bayi terputar dan cenderung ke depan
2.
Badan bayi menjauh dari ibu
3.
Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
4.
Hanya leher dan kepala tersanggah
5.
Tidak ada kontak mata anatara ibu dan bayi
6.
C – Hold tetap dipertahankan
|
Kriteria Rujukan
Rujukan diberikan jika terjadi
kondisi yang mengakibatkan abses payudara
Prognosis
Ad vitam: Bonam ; Ad functionam:
Bonam; Ad sanationam: Bonam
No. ICPC-2 : W.95 Breast disorder in pregnancy other
X.20 Nipple symptom/complaint female
No. ICD-10 : O9212 Cracked nipple associated with the puerperium
O9213 Cracked nipple associated with lactation
Tingkat kemampuan : 4 A
Referensi
1. Prawirohardjo, S.
Saifuddin, A.B. Rachimhadhi, T. Wiknjosastro Gulardi H. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo.Edisi keempat cetakan ketiga. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010: Hal 379.
2. Utami, R. Yohmi, E. Buku
Bedah ASI IDAI
0 komentar:
Posting Komentar