Pneumotoraks
adalah kondisi dimana terdapat udara bebas dalam rongga pleura. Insiden
pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang tidak diketahui.
Umumnya pria lebih banyak dari wanita.
Terdapat 2
jenis pneumotoraks, yaitu:
1.
Pneumotoraks spontan primer adalah pneumotoraks yang terjadi tanpa riwayat
penyakit paru sebelumnya ataupun trauma, dan dapat terjadi pada individu yang
sehat. Terutama lebih sering pada laki, tinggi dan kurus, dan perokok.
2.
Pneumotoraks spontan sekunder adalah pneumotoraks yang terjadi pada penderita
yang memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya seperti PPOK, TB paru dan
lain-lain.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1.
Pneumotoraks dapat menimbulkan keluhan atau tidak. Keluhan yang dapat timbul
adalah sesak napas, yang dapat disertai nyeri dada pada sisi yang sakit. Nyeri
dada tajam, timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika menarik napas dalam
atau terbatuk. Keluhan timbul mendadak ketika tidak sedang aktivitas.
2.
Faktor risiko, di antaranya:
a.
Infeksi, misalnya: tuberkulosis, pneumonia
b.
Trauma
c. Merokok
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
Gejala
klinis :
1.
Hiperkapnia
2.
Hipotensi
3.
Takikardi
4.
Perubahan status mental
5.
Pemeriksaan fisik paru :
a.
Inspeksi paru, tampak sisi yang sakit lebih menonjol dan tertinggal pada
pernapasan
b.
Palpasi paru, suara fremitus menurun di sisi yang sakit
c.
Perkusi paru, ditemukan suara hipersonor dan pergeseran mediastinum ke arah
yang sehat
d.
Auskultasi paru, didapatkan suara napas yang melemah dan jauh
390
Pemeriksaan Penunjang:
1. Foto toraks, didapatkan garis penguncupan paru yang sangat
halus (pleural line), dan gambaran avaskuler di sisi yang sakit. Bila
disertai darah atau cairan lainnya, akan tampak garis mendatar yang merupakan
batas udara dan cairan (air fluid level).
2. Pulse oxymetry. Pemeriksaan ini tidak untuk menegakkan diagnosis, namun
untuk menilai apakah telah terjadi gagal napas.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan untuk diagnosis
definitif dengan pemeriksaan penunjang.
Komplikasi
1. Kegagalan respirasi
2. Kegagalan sirkulasi
3.
Kematian
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
1. Oksigen
2. Jika ada tanda kegagalan sirkulasi, dilakukan pemasangan IV
line dengan cairan kristaloid
3.
Rujuk
Konseling
dan Edukasi
Menjelaskan
kepada pasien dan keluarga mengenai:
1. Bahaya dan komplikasi pneumotoraks
2. Pertolongan kegawatdaruratan pada pneumotoraks
3.
Perlunya rujukan segera ke RS
Kriteria
Rujukan
Segera
rujuk pasien yang terdiagnosis pneumotoraks, setelah dilakukan penanggulangan
awal.
Peralatan
1. Infus set
2. Abbocath 14
3. Tabung oksigen
4. Kanul hidung
5. Sungkup sederhana
6. Lidocaine 2%
7. Spuit 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc, 50 cc
8. Three-way
9.
Botol bervolume 500 cc
391
Prognosis
Ad vitam : Dubia
Ad functionam : Dubia
Ad sanationam : Dubia
No. ICPC-2 : R99 Respiratory Disease Other
No. ICD-10 : J93.9 Respiratory Disease other
Tingkat Kemampuan : 4A
Masalah Kesehatan
Referensi
1. Astowo P. Pneumotoraks. Dalam: Pulmonologi intervensi dan
gawat darurat napas. Swidarmoko B, Susanto AD, editor. Jakarta: Dep.
Pulmonologi dan Ked. Respirasi. 2010: 54-71.(Astowo, 2010)
2.
MacDuff A, Arnold A, Harvey J. Management of spontaneous pneumothorax: British
Thoracic Society pleural diseases guideline 2010. Thorax. 2010;
65:18-31.(MacDuff, et al., 2010)
0 komentar:
Posting Komentar