Reaksi Gigitan Serangga
No. ICPC-2 : S12 Insect bite/sting
No. ICD-10 : T63.4 Venom of other arthropods
Tingkat Kemampuan : 4A
Masalah Kesehatan
Reaksi gigitan serangga (insect bite reaction) adalah
reaksi hipersensitivitas atau alergi pada kulit akibat gigitan (bukan terhadap
sengatan/stings) dan kontak dengan serangga. Gigitan hewan serangga,
misalnya oleh nyamuk, lalat, bugs, dan kutu, yang dapat menimbulkan
reaksi peradangan yang bersifat lokal sampai sistemik.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan gatal, rasa tidak nyaman, nyeri,
kemerahan, nyeri tekan, hangat atau bengkak pada daerah tubuh yang digigit,
umumnya tidak tertutup pakaian.
Kebanyakan penderita datang sesaat setelah merasa digigit
serangga, namun ada pula yang datang dengan delayed reaction, misalnya
10-14 hari setelah gigitan berlangsung. Keluhan kadang-kadang diikuti dengan
reaksi sistemik gatal seluruh tubuh, urtikaria, dan angioedema, serta dapat
berkembang menjadi suatu ansietas, disorientasi, kelemahan, GI upset
(cramping, diarrhea, vomiting), dizziness, sinkop bahkan hipotensi
dan sesak napas. Gejala dari delayed reaction mirip seperti serum
sickness, yang meliputi demam, malaise, sakit kepala, urtikaria,
limfadenopati dan poliartritis.
Faktor Risiko
1. Lingkungan tempat tinggal yang banyak serangga.
2. Riwayat atopi pada diri dan keluarga.
3. Riwayat alergi.
4. Riwayat alergi makanan.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
1. Urtika dan papul timbul secara simultan di tempat gigitan,
dikelilingi zona eritematosa.
2. Di bagian tengah tampak titik (punctum) bekas
tusukan/gigitan, kadang hemoragik, atau menjadi krusta kehitaman.
3. Bekas garukan karena gatal.
Dapat timbul gejala sistemik seperti takipneu, stridor,
wheezing, bronkospasme, hiperaktif peristaltic, dapat disertai tanda-tanda
hipotensi orthostatik . Pada reaksi lokal yang parah dapat timbul eritema
generalisata, urtikaria, atau edema pruritus, sedangkan bila terdapat reaksi
sistemik menyeluruh dapat diikuti dengan reaksi anafilaksis.
Gambar 11.8 Reaksi Gigitan serangga
Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Klasifikasi berdasarkan waktu terjadinya:
1. Reaksi tipe cepat.
Terjadi segera hingga 20 menit setelah gigitan, bertahan
sampai 1-3 jam.
2. Reaksi tipe lambat.
Pada anak terjadi lebih dari 20 menit sampai beberapa jam
setelah gigitan serangga.
Pada orang dewasa dapat muncul 3-5 hari setelah gigitan.
3. Reaksi tidak biasa.
Sangat segera, mirip anafilaktik.
Klasifikasi berdasarkan bentuk klinis:
1. Urtikaria iregular.
2. Urtikaria papular.
3. Papulo-vesikular, misalnya pada prurigo.
4. Punctum (titik gigitan), misalnya pada pedikulosis
kapitis atau phtirus pubis.
Diagnosis Banding
Prurigo
Komplikasi
1. Infeksi sekunder akibat garukan.
2. Bila disertai keluhan sistemik, dapat terjadi syok
anafilaktik hingga kematian.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Tatalaksana
1. Prinsip penanganan kasus ini adalah dengan mengatasi
respon peradangan baik yang bersifat lokal maupun sistemik. Reaksi peradangan
lokal dapat dikurangi dengan sesegera mungkin mencuci daerah gigitan dengan air
dan sabun, serta kompres es.
2. Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat
terjadi obstruksi saluran napas. Penanganan pasien dapat dilakukan di Unit
Gawat Darurat. Bila disertai obstruksi saluran napas diindikasikan pemberian
epinefrin sub kutan. Dilanjutkan dengan pemberian kortikosteroid prednison
60-80 mg/hari selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari.
Dalam kondisi stabil, terapi yang dapat diberikan yaitu:
a. Sistemik
Antihistamin sedatif: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per
hari selama 7 hari atau setirizin 1 x 10 mg per hari selama 7 hari.
Antihistamin non sedatif: loratadin 1 x 10 mg per hari
selama 7 hari.
b. Topikal
Kortikosteroid topikal potensi sedang-kuat: misalnya krim
mometason furoat 0,1% atau krim betametason valerat 0,5% diberikan selama 2
kali sehari selama 7 hari.
Konseling dan Edukasi
Keluarga diberikan penjelasan mengenai:
1. Minum obat secara teratur.
2. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, memakai baju
berlengan panjang dan celana panjang, pada beberapa kasus boleh memakai mosquito
repellent jika diperlukan, dan lain-lain agar terhindar dari gigitan
serangga.
Kriteria rujukan
Jika kondisi memburuk, yaitu dengan makin bertambahnya patch
eritema, timbul bula, atau disertai gejala sistemik atau komplikasi.
Peralatan
1. Alat resusitasi
2. Tabung dan masker oksigen
Prognosis
Prognosis umumnya bonam. Quo ad sanationam untuk
reaksi tipe cepat dan reaksi tidak biasa adalah dubia ad malam,
sedangkan reaksi tipe lambat adalah bonam.
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s
Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders
Elsevier.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman
Pelayanan Medik. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar