Gangguan
Campuran Anxietas dan Depresi
Masalah
Kesehatan
Gangguan
yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas (kecemasan) dan depresi
bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup beratuntuk dapat ditegakannya suatu diagnosis tersendiri. Untuk gejala
anxietas, beberapa gejala autonomik h
arus ditemukan, walaupun tidak terusmenerus, di samping rasa cemas atauk hawatir berlebihan.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Biasanya
pasien datang dengan keluhan fisik seperti: nafas pendek/cepat, berkeringat,
gelisah, gangguan tidur, mudah lelah, jantung berdebar, gangguan lambung,
diare, atau bahkan sakit kepala yang disertai dengan rasa cemas/khawatir
berlebihan.
1.
Adanya gejala seperti minat dalam melakukan aktivitas/semangat yang menurun,
merasa sedih/ murung, nafsu makan berkurang atau meningkat berlebihan, sulit
berkonsentrasi, kepercayaan diri yang menurun, pesimistis.
2.
Keluhan biasanya sering terjadi, atau berlangsung lama, dan terdapat stresor
kehidupan.
3.
Menyingkirkan riwayat penyakit fisik dan penggunaan zat (alkohol, tembakau,
stimulan, dan lain-lain)
Faktor Risiko
1.
Adanya faktorbiologis yang mempengaruhi, antara lain hiper aktivitas sistem
noradrenergik, faktorgenetik.
2. Ciri
kepribadian tertentu yang imatur dan tidak fleksibel, seperti ciri kepribadian
dependen, skizoid, anankastik, cemas menghindar.
3.
Adanya stres kehidupan.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Respirasi
meningkat, tekanan darah dapat meningkat, dan tanda lain sesuai keluhan
fisiknya.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
dan penunjang lainnya tidak ditemukan adanya tanda yang bermakna. Pemeriksaan
laboratorium bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding sesuai keluhan
fisiknya.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
klinisditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kriteria
diagnosis berdasarkan ICD 10, yaitu:adanya gejala-gejala kecemasan dan depresi
yang timbul bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian
gejala yang cukup beratuntuk dapat ditegakkannya suatu diagnosis tersendiri.
1. Gejala-gejala kecemasan antara lain:
a. Kecemasan atau khawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi
b. Ketegangan motorik: gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tegang, tidak dapat santai
c. Aktivitas autonomik berlebihan: palpitasi, berkeringat
berlebihan, sesak nafas, mulut kering,pusing, keluhan lambung, diare.
2.
Gejala-gejala depresi antara lain: suasana perasaan sedih/murung, kehilangan
minat/kesenangan (menurunnya semangat dalam melakukan aktivitas), mudah, lelah,
gangguan tidur, konsentrasi menurun, gangguan pola makan, kepercayaan diri yang
berkurang, pesimistis , rasa tidak berguna/rasa bersalah
Diagnosis Banding
Gangguan
Cemas (Anxietas) Organik, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat,
Gangguan Depresi, Gangguan Cemas Menyeluruh, Gangguan Panik, Gangguan
Somatoform
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non-farmakologi
a. Konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga
Karena gangguan campuran cemas depresi dapat mengganggu produktivitas pasien,
keluarga perlu memahami bahwa hal ini bukan karena pasien malas atau tidak mau
mengerjakan tugasnya, melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu sendiri,
antara lain mudah lelah serta hilang energi. Oleh sebab itu, keluarga perlu
memberikan dukungan agar pasien mampu dan dapat mengatasi gejala penyakitnya.
Gangguan campuran anxietas dan depresi kadang-kadang
memerlukan pengobatan yang cukup lama, diperlukan dukungan keluarga untuk
memantau agar pasien melaksanakan pengobatan dengan benar, termasuk minum obat
setiap hari.
b. Intervensi Psikososial
Lakukan penentraman (reassurance) dalam komunikasi
terapeutik, dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran perasaan tentang gejala
dan riwayat gejala.
Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan
psikologis, termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan emosi
berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik yang mempunyai dasar fisiologik.
Bicarakan dan sepakati rencana pengobatandan follow-up,
bagaimana menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali keaktivitas normal.
Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas dalam)
Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan
aktivitas yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat.
Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres
dengan baik.
2. Farmakologi:
a. Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberikan
antidepresan dosis rendah, dapat dinaikkan apabila tidak ada perubahan yang
signifikan setelah 2-3 minggu: fluoksetin 1x10-20 mg/hari atau sertralin
1x25-50 mg/hariatauamitriptilin 1x12,5-50 mg/hariatau imipramin1-2x10-25
mg/hari. Catatan: amitriptilin dan imipramin tidak boleh diberikan pada pasien
dengan penyakit jantung, dan pemberian berhati-hati untuk pasien lansia karena
efek hipotensi ortostastik (dimulai dengan dosis minimal efektif).
b.
Pada pasien dengan gejala kecemasan yang lebih dominan dan atau dengan gejala
insomnia dapat diberikan kombinasi fluoksetin atau sertralin dengan
antianxietas benzodiazepin. Obat-obatan antianxietas jenis benzodiazepin yaitu:
diazepam 1x2-5 mg atau lorazepam 1-2x0,5-1 mgatauklobazam 2x5-10
mgataualprazolam 2x 0,25-0,5mg. Setelah kira-kira 2-4 minggu benzodiazepin ditappering-off
perlahan, sementara antidepresan diteruskan hingga 4-6 bulan sebelum ditappering-off.
Hati-hati potensi penyalah gunaan pada alprazolam karenawaktu paruh yang
pendek.
Kriteria Rujukan
Pasien
dapat dirujuk setelah didiagnosis mengalami gangguan ini, terutama apabila
gejala progresif dan makin bertambah berat yang menunjukkan gejala depresi
seperti pasien menolak makan, tidak mau merawat diri, ada ide/tindakan bunuh
diri; atau jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam 2-3 bulan terapi.
Peralatan
Tidak
ada peralatan khusus.
Prognosis
Pada
umumnya prognosis gangguan ini adalah bonam.
No. ICPC-2 : P74Anxiety Disorder (anxiety state)
No. ICD-10 : F41.2 Mixed Anxiety and Depression Disorder
Tingkat Kemampuan : 3A
Referensi
1. Kaplan and Sadock, Synopsis of psychiatry, 7th edition,
William and Wilkins.
2. Departemen Kesehatan RI.Pedoman penggolongan dan
diagnosis Gangguan jiwa di Indonesia III, cetakan pertama, 1993.
3. World Health Organization. Diagnostic and management
guidelines for mental disorders in primary care: ICD-10 chapter V, primary care
version. Seattle: Hogrefe & Huber Publishers. (World Health
Organization, t.thn.)
4.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Jiwa/ Psikiatri, 2012
ansietas adalah, ansietas pdf, ansietas ppt, ansietas adalah anxietas adalah, anxietas pdf, anxietas ppt, anxietas depresi, anti ansietas, askep ansietas, anti anxietas, askep anxietas, apakah anxietas bisa sembuh, apakah ansietas bisa sembuh, ansietas berat adalah, anxietas disorder adalah, anxiety disorder,
ansietas adalah, ansietas pdf, ansietas ppt, ansietas adalah anxietas adalah, anxietas pdf, anxietas ppt, anxietas depresi, anti ansietas, askep ansietas, anti anxietas, askep anxietas, apakah anxietas bisa sembuh, apakah ansietas bisa sembuh, ansietas berat adalah, anxietas disorder adalah, anxiety disorder,
0 komentar:
Posting Komentar