Retinopati Diabetik
No. ICPC-2 : F83 Retinopathy
No. ICD-10 : H36.0 Diabetic
retinopathy
Tingkat Kemampuan : 2
Masalah Kesehatan
Retinopati diabetik adalah
suatu mikroangiopati yang mengenai prekapiler retina, kapiler dan venula,
sehingga menyebabkan oklusi mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar
gula darah yang tinggi dan lama. Retinopati diabetik dapat menyebabkan
penurunan visus dan kebutaan, terutama akibat komplikasi seperti edema makula,
perdarahan vitreus, ablasio retina traksional dan glaukoma neovaskular. Retinopati diabetik adalah penyebab
kebutaan ke 5 terbesar secara global (WHO, 2007). Setidaknya terdapat 171 juta
penduduk dunia yang menyandang diabetes melitus, yang akan meningkat menjadi
dua kali lipat pada tahun 2030 menjadi 366 million. Setelah 15 tahun, sekitar
2% penyandang diabetes dapat menjadi buta, dan sekitar 10% mengalami gangguan
penglihatan berat. Setelah 20 tahun, retinopati diabetik dapat ditemukan pada
75% lebih penyandang diabetes.
Terdapat dua
tahap retinopati diabetik yaitu non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR)
dan proliferative diabetic retinopathy (PDR).
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Tidak ada keluhan penglihatan
2. Penglihatan buram terjadi terutama bila terjadi edema
makula
3. Floaters
atau penglihatan mendadak terhalang akibat komplikasi perdarahan vitreus
dan / atau ablasio retina traksional
Faktor Risiko
1. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dengan baik
2. Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik
3.
Hiperlipidemia
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
1. Riwayat diabetes mellitus (tipe I / tipe II).
2. Mata tenang dengan atau tanpa penurunan visus.
3. Pada pemeriksaan funduskopi pupil lebar pada retina dapat
ditemukan perdarahan retina, eksudat keras, pelebaran vena, dan mikroaneurisma
(pada NPDR), yang pada kondisi lebih lanjut disertai neovaskularisasi di diskus
optik atau di tempat lain di retina (pada PDR).
4. Pada keadaan berat dapat ditemukan neovaskularisasi iris
(rubeosis iridis).
5. Refleks
cahaya pada pupil normal, pada kerusakan retina yang luas dapat ditemukan RAPD
(Relative Aferent Pupilary Defect), serta penurunan refleks pupil pada
cahaya langsung dan tak langsung normal.
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak ada
Penegakan
Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, teruttama funduskopi.
Diagnosis
banding
1. Oklusi vena retina
2. Retinopati
hipertensi
Komplikasi
1. Perdarahan vitreus
2. Edema makula diabetik
3. Ablasio retina traksional
4. Glaukoma
neovaskular
Penatalaksanaan
Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Setiap pasien yang terdiagnosis diabetes melitus perlu
segera dilakukan pemeriksaan mata, sekalipun belum ada keluhan mata.
2. Apabila tidak didapatkan tanda-tanda retinopati, pasien
harus diperiksa ulang dalam waktu 1 tahun (follow-up).
3. Apabila
didapatkan tanda-tanda retinopati, pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis
mata.
Konseling dan
Edukasi
1. Kontrol gula darah dan pengendalian faktor sistemik lain
(hipertensi, hiperlipidemia) penting untuk memperlambat timbulnya atau
progresifitas retinopati diabetik.
2. Setiap pasien diabetes perlu menjalani pemeriksaan mata
awal (skrining), diikuti pemeriksaan lanjutan minimal 1 kali dalam setahun.
3. Menjelaskan
bahwa bila dirujuk, kemungkinan memerlukan terapi fotokoagulasi laser, yang
bertujuan mencegah progresifitas retinopati diabetik. Pada kondisi berat
(perdarahan vitreus, ablasio retina) kemungkinan perlu tindakan bedah.
Kriteria
Rujukan
Setiap pasien
diabetes yang ditemukan tanda-tanda retinopati diabetik sebaiknya dirujuk ke
dokter mata.
Peralatan
1. Snellen chart
2. Oftalmoskop
3. Tropikamid
1% tetes mata untuk melebarkan pupil
Prognosis
1. Ad vitam : Dubia ad bonam
2. Ad functionam : Dubia ad malam
3. Ad
sanationam : Dubia ad malam
Referensi
1. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I.
Jakarta: Widya Medika. 2000.
2. World
Health Organization. Global initiative for the elimination of avoidable
blindness. Action Plan 2006–2011 (World Health Organization, 2012)
3. Ehlers JP,
Shah CP, editors. The Wills Eye Manual-office and emergency room diagnosis and
treatment of eye disease. 5th edition. Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins; 2008
0 komentar:
Posting Komentar