Skrofuloderma
Masalah Kesehatan
Skrofuloderma adalah suatu bentuk
reaktivasi infeksi tuberkulosis akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ
di bawah kulit seperti limfadenitis atau osteomielitis yang membentuk abses
dingin dan melibatkan kulit di atasnya, kemudian pecah dan membentuk sinus di
permukaan kulit.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Skrofuloderma biasanya dimulai
dengan pembesaran kelenjar getah bening tanpa tanda-tanda radang akut.
Mula-mula hanya beberapa kelenjar diserang, lalu makin banyak sampai terjadi
abses memecah dan menjadi fistel kemudian meluas menjadi ulkus. Jika penyakitnya
telah menahun, maka didapatkan gambaran klinis yang lengkap.
Faktor Risiko
Sama dengan TB Paru
Hasil Pemeriksaan Fisik dan
Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Lokasi : leher, ketiak, lipat
paha
Efloresensi : pembesaran kelenjar
getah bening tanpa radang akut kecuali tumor dengan konsistensi bermacam-macam,
periadenitis, abses dan fistel multipel, ulkus-ulkus khas, sikatriks-sikatriks
yang memanjang dan tidak teratur serta jembatan kulit.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dahak
2. Pemeriksaan biakan Mycobacterium
tuberculosis
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis melalui hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Gambar 11.28 Skrofuloderma
Diagnosis Banding
Limfosarkoma, Limfoma maligna,
Hidradenitis supurativa, Limfogranuloma venerum
Komplikasi :-
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Sama dengan TB Paru
Pengobatan sistemik:
Sama dengan TB Paru
Rencana tindak lanjut:
Memantau kriteria penyembuhan
skrofuloderma, antara lain:
1. Semua fistel dan ulkus sudah
menutup
2. Seluruh kelenjar limfe sudah
mengecil (< 1 cm, konsistensi keras)
3. Sikatriks tidak eritematous
4. Laju Endap Darah menurun
Konseling dan Edukasi
Sama dengan TB Paru
Peralatan
1. Laboratorium sederhana untuk
pemeriksaan laju endap darah dan pemeriksaan BTA
2. Tes tuberkulin
No. ICPC-2 : A 70 Tuberculosis
No. ICD-10 : A 18.4Tuberculosis of skin and subcutaneous tissue
Tingkat Kemampuan : 4A
Prognosis
Bonam
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M.,
Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta.
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Kementerian Kesehatan RI.
2008. Diagnosis dan Tata Laksana TB Pada Anak. Jakarta. Kementerian
Kesehatan RI.
3. Kementerian Kesehatan RI.
2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta. Kementerian
Kesehatan RI.
0 komentar:
Posting Komentar