Benda
Asing di Hidung
No. ICPC-2
: R87. Foreign body nose/larynx/bronch
No. ICD-10
: T17.1 Foreign body in nostril
Tingkat
Kemampuan : 4A
Masalah
Kesehatan
Kasus
benda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di pelayanan kesehatan primer.
Kasus ini paling sering dialami oleh anak dan balita. Terdapat dua jenis benda
asing, yaitu benda hidup (organik) dan benda mati (anorganik). Contoh benda
asing organik, antara lain lintah, lalat, larva, sedangkan benda asing
anorganik, misalnya manik-manik, kertas, tisu, logam, baterai kecil,
kacang-kacangan, dan lain-lain.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1.
Hidung tersumbat
2.
Onset tiba-tiba
3.
Umumnya unilateral
4.
Hiposmia atau anosmia
5.
Setelah 2 – 3 hari, keluar sekret mukoid / mukopurulen dan berbau di satu sisi
hidung.
6.
Dapat timbul rasa nyeri
7.
Bila benda asing organik, terasa ada yang bergerak-gerak di dalam rongga
hidung. Khusus untuk lintah, sumbatan pada hidung semakin memberat setiap hari.
8. Adanya
laporan dari pasien atau orang tua mengenai adanya benda yang masuk atau
dimasukkan ke rongga hidung.
Faktor
Risiko
Faktor-faktor
yang meningkatkan kemungkinan masuknya benda asing ke dalam rongga hidung:
1.
Umur: biasanya anak ≤ 5 tahun
2.
Adanya kegagalan mekanisme proteksi yang normal, misal: keadaan tidur,
kesadaran menurun, alkoholisme, epilepsi
3. Adanya
masalah kejiwaan, emosi, dan gangguan psikiatrik
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
Pada
rinoskopi anterior, nampak:
1.
Benda asing
2. Sekret
purulen (bila sudah berlangsung 2 – 3 hari)
Pemeriksaan Penunjang:
Foto
Rontgen kranium (Schedel) posisi AP dan lateral, bila diperlukan dan fasilitas
tersedia.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis
Banding
Rinolit
Komplikasi
1. Obstruksi jalan napas akut akibat masuknya benda asing ke
saluran napas yang lebih distal (laring, trakea).
2. Pada benda asing organik berupa larva / ulat / lintah,
dapat terjadi destruksi mukosa dan kartilago hidung.
3. Benda asing baterai cepat merusak mukosa sehingga dapat
masuk ke dalam septum atau konka inferior dalam beberapa jam dan menyebabkan
perforasi septum.
4.
Pada benda asing berupa lalat (miasis hidung), dapat terjadi invasi ke
intrakranium dan, walaupun jarang, dapat menyebabkan meningitis yang fatal.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
a. Tindakan ekstraksi benda asing secara manual dengan
menggunakan pengait tumpul atau pinset. Dokter perlu berhati-hati agar tidak
sampai mendorong benda asing lebih dalam sehingga masuk ke saluran napas bawah.
b. Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air tembakau ke
dalam rongga hidung dan biarkan 5 menit hingga lintah terlebih dahulu terlepas
dari mukosa hidung.
2.
Medikamentosa
Pemberian
antibiotik per oral selama 5 hari bila telah terjadi infeksi sekunder.
Konseling
dan Edukasi
1. Reassurance bahwa tidak ada kondisi berbahaya bila
segera dilakukan ekstraksi.
2. Sebelum tindakan dilakukan, dokter perlu menjelaskan
mengenai prosedur ekstraksi dan meminta persetujuan pasien / orang tua (informed
consent).
3. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, dokter dapat
memberi beberapa saran yang relevan untuk mencegah berulangnya kejadian
kemasukan benda asing ke hidung di kemudian hari, misalnya:
a.
Pada orang tua, dapat lebih berhati-hati dalam meletakkan benda-benda yang
mudah atau sering dimasukkan ke dalam rongga hidung.
b. Pada anak, dapat diingatkan untuk menghindari memasukkan
benda-benda ke dalam hidung.
c.
Pada pekerja yang sering terpapar larva atau benda-benda organik lain, dapat
menggunakan masker saat bekerja.
Kriteria
Rujukan
1. Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena perlekatan
atau posisi benda asing sulit dilihat.
2.
Pasien tidak kooperatif.
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3.
Ad sanationam : Bonam
Peralatan
1. Lampu kepala
2. Spekulum hidung
3. Pengait tumpul(blunt hook)
4. Pinset
5. Forsep aligator
6. Suction
7. Xylocaine 2% spray
8.
Formulir informed consent
Referensi
1.
Efiaty, A. Nurbaiti, I. Jenny, B. Ratna, D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 6th Ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2007.
2.
Buku Modul Hidung: Benda Asing 1st ed. Jakarta: Kolegium Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 2008. (Kolegium Ilmu Kesehatan
THT-KL, 2008)
0 komentar:
Posting Komentar