Masalah
Kesehatan
Buta senja
atau rabun senja, disebut juga nyctalopia atau hemarolopia, adalah
ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau pada keadaan
gelap. Kondisi ini lebih merupakan tanda dari suatu kelainan yang mendasari.
Hal ini terjadi akibat kelainan pada sel batang retina yang berperan pada penglihatan
gelap. Penyebab buta senja adalah defisiensi vitamin A dan retinitis
pigmentosa.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Penglihatan menurun pada malam hari atau pada
keadaan gelap, sulit beradaptasi pada cahaya yang redup. Pada defisiensi
vitamin A, buta senja merupakan keluhan paling awal.
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Dapat
ditemukan tanda-tanda lain defisiensi vitamin A:
1.
Kekeringan (xerosis) konjungtiva bilateral
2.
Terdapat bercak bitot pada konjungtiva
3.
Xerosis kornea
4.
Ulkus kornea dan sikatriks kornea
5.
Kulit tampak xerosis dan bersisik
6.
Nekrosis kornea difus atau keratomalasia
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak
diperlukan.
Penegakan
Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan
Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1.
Pada defisiensi vitamin A, diberikan vitamin A dosis tinggi.
2.
Lubrikasi kornea.
3.
Pencegahan terhadap infeksi sekunder dengan tetes mata antibiotik.
Konseling
dan Edukasi
1.
Memberitahu keluarga bahwa rabun senja disebabkan oleh kelainan mendasar, yaitu
defisiensi vitamin A dan retinitis pigmentosa.
2. Pada
kasus defisiensi vitamin A, keluarga perlu diedukasi untuk memberikan asupan
makanan bergizi seimbang dan suplementasi vitamin A dosis tinggi.
Peralatan
1.
Lup
2.
Oftalmoskop
Prognosis
1.
Ad vitam : Bonam
2.
Ad functionam : Dubia Ad bonam
3. Ad
sanasionam : Bonam
No. ICPC-2 : F99 Eye/adnexa disease other
No. ICD-10 : H53.6 Night blindness
Tingkat Kemampuan : 4A
Referensi
1.
Gerhard, K.L. Oscar, Gabriele. Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook. 2nd
Ed. New York: Thieme Stuttgart. 2007. (Gerhard, et al., 2007)
2.
Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami. 1th Ed.
Jakarta: CV Ondo. 2006
3.
James, Brus. dkk. Lecture Notes Oftalmologi.Jakarta: Erlangga. 2005.
4.
Riordan, P.E. Whitcher, J.P. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Ed.17.Jakarta:
EGC. 2009.
5.
Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Ed. III. Cetakan V. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI. 2008.
6.
Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Cetakan I.Jakarta: Widya
Medika. 2000
sumber tulisan ini :
buta senja pdf, buta senja tts, buta senja adalah pdf, buta senja terapi, buta senja akibat hipervitaminosis a, buta senja scribd, penyebab buta senja, makalah buta senja, defenisi buta senja, penanganan buta senja, buta senja adalah, rabun senja adalah, rabun senja pdf, rabun senja artinya, arti buta senja, askep buta senja, rabun senja bisa sembuh, rabun senja bahasa inggris, buta senja ciri, rabn senja disebabkan oleh
0 komentar:
Posting Komentar