Tension Headache
No. ICPC-2
: N95 Tension Headache
No. ICD-10
: G44.2 Tension–type headache
Tingkat
Kemampuan : 4A
Masalah
Kesehatan
Tension
Headache atau Tension Type Headache (TTH)
atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling sering
dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stres.
Sebagian besar tergolong dalam kelompok yang mempunyai perasaan kurang percaya
diri, selalu ragu akan kemampuan diri sendiri dan mudah menjadi gentar dan
tegang. Pada akhirnya, terjadi peningkatan tekanan jiwa dan penurunan tenaga.
Pada saat itulah terjadi gangguan dan ketidakpuasan yang membangkitkan reaksi
pada otot-otot kepala, leher, bahu, serta vaskularisasi kepala sehingga timbul
nyeri kepala.
Nyeri
kepala ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan
perbandingan 3:1. TTH dapat mengenai semua usia, namun sebagian besar pasien
adalah dewasa muda yang berusiasekitar antara 20-40 tahun.
Hasil
Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Pasien
datang dengan keluhan nyeri yang tersebar secara difus dan sifat nyerinya mulai
dari ringan hingga sedang. Nyeri kepala tegang otot biasanya berlangsung selama
30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri bisa dirasakan kadang-kadang atau terus
menerus. Nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang
kemudian menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian
depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu. Nyeri kepala
dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan
bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepala tipe ini
tidak berdenyut.
Pada nyeri
kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah tetapi anoreksia mungkin saja
terjadi. Gejala lain yang juga dapat ditemukan seperti insomnia (gangguan tidur
yang sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat
badan menurun, palpitasi dan gangguan haid.
Pada nyeri
kepala tegang otot yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik
psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.
Faktor
Risiko: -
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
Tidak
ada pemeriksaan fisik yang berarti untuk mendiagnosis nyeri kepala tegang otot
ini. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal, pemeriksaan neurologis
normal. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan kepala dan leher serta
pemeriksaan neurologis yang meliputi kekuatan motorik, refleks, koordinasi, dan
sensoris.
Pemeriksaan
mata dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan pada bola mata yang
bisa menyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan daya ingat jangka pendek dan fungsi
mental pasien juga dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk menyingkirkan berbagai penyakit yang serius yang memiliki
gejala nyeri kepala seperti tumor atau aneurisma dan penyakit lainnya.
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak
diperlukan
Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang normal. Anamnesis
yang mendukung adalah adanya faktor psikis yang melatarbelakangi dan
karakteristik gejala nyeri kepala (tipe, lokasi, frekuensi dan durasi nyeri)
harus jelas.
Klasifikasi
Menurut
lama berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot ini dibagi menjadi nyeri kepala
episodik jika berlangsungnya kurang dari 15 hari dengan serangan yang terjadi
kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun). Apabila nyeri kepala
tegang otot tersebut berlangsung lebih dari 15 hari selama 6 bulan terakhir
dikatakan nyeri kepala tegang otot kronis.
Diagnosis
Banding
1. Migren
2.
Cluster-type hedache (nyeri kepala kluster)
Komplikasi
: -
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1.
Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien merupakan
langkah pertama yang sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penjelasan
dokter yang meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga
kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau
penyakit intrakranial lainnya.
2.
Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian pasien
menerima bahwa kepalanya berkaitan dengan penyakit depresinya dan bersedia ikut
program pengobatan sedangkan pasien lain berusaha menyangkalnya. Oleh sebab
itu, pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti
cemas atau anti depresi serta modifikasi pola hidup yang salah, disamping
pengobatan nyeri kepalanya.
3. Saat nyeri timbul dapat diberikan beberapa obat untuk
menghentikan atau mengurangi sakit yang dirasakan saat serangan muncul.
Penghilang sakit yang sering digunakan adalah: acetaminophen dan NSAID seperti
Aspirin, Ibuprofen, Naproxen, dan Ketoprofen. Pengobatan kombinasi antara
acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatif biasa digunakan
bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk menghilangkan sakitnya, tetapi jangan
digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi oleh
dokter.
4.
Pemberian obat-obatan antidepresi yaitu Amitriptilin.
Tabel 8.1 Analgesik nonspesifik untuk TTH Regimen analgesik
|
NNT*
|
Aspirin
600-900 mg + metoklopramid
|
3,2
|
Asetaminofen
1000 mg
|
5,2
|
Ibuprofen
200-400 mg
|
7,5
|
*Respon
terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual menjadi ringan atau hilang dalam 2
jam).
Konseling
dan Edukasi
1.
Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam
rongga kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor
otak atau penyakit intrakranial lainnya.
2.
Keluarga ikut membantu mengurangi kecemasan atau depresi pasien, serta menilai
adanya kecemasan atau depresi pada pasien.
Kriteria
Rujukan
1.
Bila nyeri kepala tidak membaik maka dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf.
2. Bila
depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk ke
pelayanan sekunder yang memiliki dokter spesialis jiwa.
Peralatan
Obat
analgetik
Prognosis
Prognosis
umumnya bonam karena dapat terkendali dengan pengobatan pemeliharaan.
264
Referensi
1. Sadeli H. A. Penatalaksanaan Terkini Nyeri Kepala
Migrain dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya. 2006.
(Sadeli, 2006)
2. Blanda, M. Headache, tension. Available from:
www.emedicine.com. 2008. (Blanda, 2008)
3. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid
kedua. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. 2000. (Mansjoer,
2000)
4. Millea, Paul J, MD. 2008. Tension Type Headache.
Available from: www.aafp.com. (Millea, 2008)
5.
Tension headache. Feb 2009. Available from: www.mayoclinic.com.
0 komentar:
Posting Komentar