Pioderma
No. ICPC-2 : S84 Impetigo
S76 Skin infection other
No. ICD-10 : L01 Impetigo
L02 Cutaneous abscess, furuncle and carbuncle
L08.0 Pyoderma
Tingkat Kemampuan :
Folikulitis superfisialis : 4A
Furunkel, Furunkulosis dan Karbunkel : 4A
Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) dan Impetigo
bulosa : 4A
Ektima (impetigo ulseratif) : 4A
Masalah Kesehatan
Pioderma adalah infeksi kulit (epidermis, dermis dan
subkutis) yang disebabkan oleh bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus
dan Streptokokus. Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Di Bagian
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
insidennya menduduki peringkat ketiga, dan berhubungan erat dengan keadaaan
sosial ekonomi. Penularannya melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit
1. Awalnya
berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah
dengan dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan. Keluhan ini dapat meluas
menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
2. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang
mengering, keras dan sangat lengket.
Faktor
risiko:
1. Higiene yang
kurang baik
2. Defisiensi
gizi
3. Imunodefisiensi (CD4 dan CD8 yang rendah)
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai
dengan papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan
sekitarnya berupa papul, vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema di
sekitarnya dan disertai rasa nyeri.
Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai
dengan beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di
beberapa puncak.
Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan
yang memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustul dan
pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi
spesifik lesi terdapat di sekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus.
Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran
vesikobulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus).
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan
dermis bagian atas (ulkus dangkal).
Gambar 11.14 Furunkel
Gambar 11.15 Ektima
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan Gram
2. Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan
leukositosis.
Penegakan diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
1. Folikulitis
2. Furunkel
3. Furunkulosis
4. Karbunkel
5. Impetigo
bulosa dan krustosa
6. Ektima
Komplikasi
1. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang
ditandai dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas, dan disertai dengan
rasa panas dan nyeri. Onset penyakit ini sering didahului dengan gejala
prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit kepala, mual muntah, dan nyeri
sendi. Pada pemeriksaan darah rutin dapat dijumpai leukositosis 20.000/mm3 atau
lebih.
2. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang
subkutis, ditandai dengan peradangan lokal, infiltrate eritema berbatas tidak
tegas, disertai dengan rasa nyeri tekan dan gejala prodromal tersebut di atas.
3. Ulkus
4. Limfangitis
5. Limfadenitis
supuratif
6. Bakteremia (sepsis)
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Terapi
suportif dengan menjaga higiene, nutrisiTKTP dan stamina tubuh.
2. Farmakoterapi dilakukan dengan:
a. Topikal:
Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
permanganaskalikus (PK) 1/5.000 atau yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10
kali.
Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau
krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10
hari.
b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan
di bawah ini:
Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
- Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama
5-7 hari.
- Dosis anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama
5-7 hari.
Amoksisilin dengan asam klavulanat.
- Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
- Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama
5-7 hari
Klindamisin 4 x 150 mg per hari, pada infeksi berat
dosisnya 4 x 300-450 mg per hari.
Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500 mg
atau 2 x 1000 mg per hari.
c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk
membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik.
Konseling dan Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan
menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh.
Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila terjadi:
1. Komplikasi
mulai dari selulitis.
2. Tidak sembuh
dengan pengobatan selama 5-7 hari.
3. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin
dan imunodefisiensi).
Peralatan
Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin dan
pemeriksaan Gram
Prognosis
Apabila penyakit tanpa disertai komplikasi, prognosis umumnya
bonam, bila dengan komplikasi, prognosis umumnya dubia ad bonam.
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s
Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders
Elsevier.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman
Pelayanan Medik. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar