Masalah
Kesehatan
Demensiamerupakan sindrom akibat penyakit otak yang bersifat kronik progresif, ditandai
dengan kemunduran fungsi kognitif multiple, termasuk daya ingat (memori), daya
pikir, daya tangkap (komprehensi), kemampuan belajar, orientasi, kalkulasi,
visuospasial, bahasa dan daya nilai. Gangguan kognitif biasanya diikuti dengan
deteriorasi dalam kontrolemosi, hubungan sosial dan motivasi.
Pada
umumnya terjadi pada usia lanjut, ditemukan pada penyakit Alzhaimer, penyakit
serebrovaskular, dan kondisi lain yang secara primer dan sekunder mempengaruhi
otak.
Hasil
Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Keluhan
utama adalah gangguan daya ingat, mudah lupa terhadap kejadian yang baru
dialami, dan kesulitan mempelajari informasi baru. Diawali dengan sering lupa
terhadap kegiatan rutin, lupa terhadap benda-benda kecil, pada akhirnya lupa
mengingat nama sendiri atau keluarga.
Faktor
Risiko
Usia >
60 tahun (usialanjut).
Riwayat
keluarga.
Adanya
penyakit Alzheimer, serebrovaskular (hipertensi, penyakitjantung), atau
diabetes mellitus.
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
PemeriksaanFisik
1.
Kesadaran sensorium baik.
2.
Penurunan dayaingat yang bersifat kronik dan progresif. Gangguan fungsi otak
terutama berupa gangguan fungsi memori dan bahasa, seperti afasia, aphrasia,
serta adanya kemunduranf ungsi kognitif eksekutif.
3.
Dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan adanya gangguan neurologik atau
penyakit sistemik
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
laboratorium dilakukan jika ada kecurigaan adanya kondisi medis yang
menimbulkan dan memper berat gejala. Dapat dilakukan Mini Mental State
Examination (MMSE).
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Pemeriksaan
dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Kriteria
Diagnosis
1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang
sampai mengganggu kegiatan harian seseorang
2. Tidak ada gangguan kesadaran
3.
Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit enam bulan
Klasifikasi
2. Demensia Vaskular (Demensia multiinfark)
3. Demensia pada penyakit Pick (Sapi Gila)
4. Demensia pada penyakit Creufield-Jacob
5. Demensia pada penyakit Huntington
6. Demensia pada penyakit Parkinson
7. Demensia pada penyakit HIV/AIDS
8.
Demensia tipe Alzheimer prevalensinya paling besar (50-60%), disusul demensia
vaskular (20-30%)
Diagnosis Banding
Delirium,
Depresi, Gangguan Buatan, Skizofrenia
PenatalaksanaanKomprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Modifikasi faktor resiko yaitu kontrol penyakit fisik,
lakukan aktifitas fisik sederhana seperti senam otak, stimulasi kognitif dengan
permintaan, kuis, mengisi teka-tekisilang, bermain catur.
b. Modifikasi lingkungan sekitar agar lebih nyaman dan aman
bagi pasien.
c. Rencanakan aktivitas hidup sehari-hari (mandi, makan, dan
lain-lain) untuk mengoptimalkan aktivitas independen, meningkatkan fungsi,
membantu adaptasi dan mengembangkan keterampilan, serta meminimalisasi
kebutuhan akan bantuan.
d.
Ajarkan kepada keluarga agar dapat membantu mengenal barang milik pribadinya, mengenal
waktu dengan menggunakan jam besar, kalender harian, dapat menyebutkan namanya
dan anggota keluarga terdekat, mengenal lingkungan sekitar, beri pujian jika
dapat menjawab dengan benar, bicara dengan kalimat sederhana dan jelas (satu
atau dua tahap saja), bila perlu gunakan isyarat atau sentuhan lembut.
2. Farmakologi
a. Jangan berikan inhibitor asetilkolinesterase (seperti:
donepzil, galantamine dan rivastigmine) atau memantine secara rutin untuk semua
kasus demensia. Pertimbangkan pemberiannya hanya pada kondisi yang memungkinkan
diagnosis spesifik penyakit Alzheimer ditegakkan dan tersedia dukungan serta
supervisi adekuat oleh spesialis serta pemantauan efek samping oleh pelaku
rawat.
b.
Bila pasien berperilaku agresif, dapat diberikan antipsikotik dosis rendah,
seperti Haloperidol 0,5 – 1 mg/hari.
Kriteria Rujukan
1. Pasien dirujuk untuk konfirmasi diagnosis dan
penatalaksanaan lanjutan.
2.
Apabila pasien menunjukkan gejala agresifitas dan membahayakan dirinya atau
orang lain.
Peralatan
Tidak
ada Peralatan khusus
Prognosis
Prognosis
umumnya ad vitam adalah dubia ad bonam, sedangkan fungsi adalah dubia
ad malam. Ad sanationam adalah ad malam.
No. ICPC-2 : P70 Dementia
No. ICD-10 : F03 Unspecified dementia
Tingkat Kemampuan : 3A
Referensi
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, cetakan pertama, 1993. (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 1993)
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa/Psikiatri, 2012. (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, 2012)
3.
World Health Organization. MH gap Intervention Guide for Mental, Neurological
and Substance Use Disorders in Non-Specialized Health Settings, 2010. (World
Health Organization, 2010)
demensia pdf, demensia vaskular, demensia dan alzheimer, demensia frontotemporal adalah, demensia lewy body adalah, demensia adalah, demensia ppt, demensia pada lansia, demensia alzheimer adalah pdf, demensia adalah penyakit, demensia adalah, dementia senile dementia care dementia cause dementia charity
demensia pdf, demensia vaskular, demensia dan alzheimer, demensia frontotemporal adalah, demensia lewy body adalah, demensia adalah, demensia ppt, demensia pada lansia, demensia alzheimer adalah pdf, demensia adalah penyakit, demensia adalah, dementia senile dementia care dementia cause dementia charity
0 komentar:
Posting Komentar