Cardiorespiratory
Arrest
No. ICPC-2
: K80 cardiac arrhytmia NOS
No. ICD-10
: R09.2 Respiratory arrest/ Cardiorespiratory failure
Tingkat
Kemampuan : 3B
Masalah
Kesehatan
Cardiorespiratory
Arrest (CRA)
adalah kondisi kegawatdaruratan karena berhentinya aktivitas jantung paru
secara mendadak yang mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi. Hal ini
disebabkan oleh malfungsi mekanik jantung paru atau elektrik jantung. Kondisi
yang mendadak dan berat ini mengakibatkan kerusakan organ.
Henti
jantung adalah konsekuensi dari aktivitas otot jantung yang tidak
terkoordinasi. Dengan EKG, ditunjukkan dalam bentuk Ventricular Fibrillation
(VF). Satu menit dalam keadaan persisten VF, aliran darah koroner menurun
hingga tidak ada sama sekali. Dalam 4 menit, aliran darah katoris tidak ada
sehingga menimbulkan kerusakan neurologi secara permanen.
Jenis
henti jantung
1.
Pulseless Electrical Activity (PEA)
2.
Takikardia Ventrikel
3.
Fibrilasi Ventrikel
4.
Asistole
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien
dibawa karena pingsan mendadak dengan henti jantung dan paru. Sebelumnya, dapat
ditandai dengan fase prodromal berupa nyeri dada, sesak, berdebar dan lemah.
Hal
yang perlu ditanyakan kepada keluarga pasien adalah untuk mencari penyebab
terjadinya CRA antara lain oleh:
1. 5 H (hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion atau asidosis,
hiper atau hipokalemia dan hipotermia)
2.
5 T (tension pneumothorax, tamponade, tablet atau overdosis obat,
trombosis koroner, dan thrombosis pulmoner), tersedak, tenggelam, gagal jantung
akut, emboli paru, atau keracunan karbon monoksida.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan:
1. Pasien tidak sadar
2. Tidak ada nafas
3.
Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan femoralis).
Pemeriksaan
Penunjang
EKG
Gambaran
EKG biasanya menunjukkan gambaran VF (Ventricular Fibrillation). Selain
itu dapat pula terjadi asistol, yang survival rate-nya lebih rendah
daripada VF.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik sedangkan anamnesis berguna untuk
mengidentifikasi penyebabnya.
Diagnosis
Banding: -
Komplikasi
Konsekuensi
dari kondisi ini adalah hipoksia ensefalopati, kerusakan neurologi permanen dan
kematian.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien, sesegera
mungkin tanpa menunggu anamnesis dan EKG.
2.
Pasang oksigen dan IV line
Konseling
dan Edukasi
Memberitahu
keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak lanjut dari tindakan yang telah
dilakukan, serta meminta keluarga untuk tetap tenang pada kondisi tersebut.
Rencana
Tindak Lanjut
Monitor
selalu kondisi pasien hingga dirujuk ke spesialis.
Kriteria
rujukan
Setelah
sirkulasi spontan kembali (Return of Spontaneous Circulation/ROSC)
pasien dirujuk ke layanan sekunder untuk tatalaksana lebih lanjut.
Peralatan
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Tabung oksigen
3. Bag valve mask
Prognosis
Prognosis
umumnya dubia ad malam, tergantung pada waktu dilakukannya penanganan
medis.
Referensi
1.
Bigatello, L.M. et al. Adult and Pediatric Rescucitation in Critical Care
Handbook of the Massachusetts General Hospital. 4Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2006. p: 255-279. (Bigatello, 2006)
2.
O’Rouke. Walsh. Fuster. Hurst’s The Heart Manual of Cardiology.12th Ed.McGraw
Hill. 2009.
3.
Sudoyo, W. Aaru, B.S. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
FKUI. 2007.
0 komentar:
Posting Komentar