Status
Asmatikus (Asma Akut Berat)
No. ICPC-2
: R03. Wheezing
No. ICD-10
: J45.902 Unspecified asthma with status asthmaticus
Tingkat
Kemampuan : 3B
Masalah
Kesehatan
Asma akut
berat (serangan asma atau asma eksaserbasi) adalah episode peruburukan gejala
yang progresif dari sesak, batuk, mengi, atau rasa berat di dada, atau
kombinasi gejala-gejala tersebut.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Riwayat
singkat serangan meliputi gejala, pengobatan yang telah digunakan, respons
pengobatan, waktu mula terjadinya dan penyebab/ pencetus serangan saat
itu,
dan ada tidaknya risiko tinggi untuk mendapatkan keadaan fatal/ kematian yaitu:
1. Riwayat serangan asma yang membutuhkan intubasi/ ventilasi
mekanis
2. Riwayat perawatan di rumah sakit atau kunjungan ke darurat
gawat dalam satu tahun terakhir
3. Saat serangan, masih dalam glukokortikosteroid oral, atau
baru saja menghentikan salbutamol atau ekivalennya
4. Dengan gangguan/ penyakit psikiatri atau masalah
psikososial termasuk penggunaan sedasi
5.
Riwayat tidak patuh dengan pengobatan (jangka panjang) asma.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pada
fasilitas layanan kesehatan sederhana dengan kemampuan sumber daya manusia
terbatas, dapat hanya menekankan kepada :
1. Posisi penderita
2. Cara bicara
3. Frekuensi napas
4. Penggunaan otot-otot bantu napas
5. Nadi
6. Tekanan darah (pulsus paradoksus)
7.
Ada tidak mengi
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pada serangan asma, APE sebaiknya diperiksa sebelum
pengobatan, tanpa menunda pemberian pengobatan. Pemeriksaan ini dilakukan jika
alat tersedia.
2. Saturasi oksigen dengan pulse oxymetry dapat
dilakukan bila alat tersedia.
3.
Pemeriksaan analisis gas darah dilakukan jika fasilitas tersedia.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
bila diperlukan. 375
Tabel 10.6 Serangan akut asma
Gejala
dan tanda
|
Berat
serangan akut
|
Keadaan
mengancam jiwa
|
|||||||
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
|||||||
Sesak
napas
|
Berjalan
|
Berbicara
|
Istirahat
|
||||||
Posisi
|
Dapat
tidur telentang
|
Membungkuk
|
Duduk
membungkuk
|
||||||
Cara
bicara
|
Satu
kalimat
|
Beberapa
kata
|
Kata
demi kata
|
||||||
Kesadaran
|
Mungkin
gelisah
|
Gelisah
|
Gelisah
|
Mengantuk,
gelisah, kesadaran menurun
|
|||||
Frekuensi
napas
|
<
20/menit
|
20-30/menit
|
>30/menit
|
||||||
Nadi
|
<100
|
100-120
|
>120
|
Bradikardia
|
|||||
Pulsus
Paradoksus
|
- 10
mmHg
|
+/-
10-20 mmHg
|
+ >
25 mmHg
|
Kelelahan
otot
|
|||||
Otot
bantu napas dan retraksi
|
-
|
+
|
+
|
Torakoabdominal
paradoksal
|
|||||
Mengi
|
Akhir
ekspirasi paksa
|
Akhir
ekspirasi
|
Inspirasi
dan ekspirasi
|
Silent
chest
|
|||||
APE
|
80 %
|
60-80 %
|
< 60
%
|
||||||
PaO2
|
> 80
mmHg
|
80-60
mmHg
|
< 60
mmHg
|
||||||
PaCO2
|
< 45
mmHg
|
< 45
mmHg
|
> 45
mmHg
|
||||||
SaO2
|
> 95
%
|
91-95 %
|
< 95
%
|
||||||
Diagnosis
banding
1.
Obstruksi saluran napas atas
2.
Benda asing di saluran napas
3.
PPOK eksaserbasi
4.
Penyakit paru parenkimal
5.
Disfungsi pita suara
6.
Gagal jantung akut
7. Gagal
ginjal akut
Penilaian berat
serangan
Anamnesis, pemeriksaan
fisis ( auskultasi, penggunaan otot bantu, nadi, laju napas, APE, saturasi
oksigen, analisa gas darah jika pasien sangat buruk)
Terapi Awal
Oksigen untuk
mencapai saturasi ≥ 0%
Inhalasi agonis
beta-2 kerja singkat secara kontinyu dalam 1 jam
Glukokortikosteroid
sistemik jika pasien tak ada respons segera atau sebelumnya pasien telah
mendapat glukokortikosteroid oral atau jika serangan hebat
Re-evaluasi setelah 1
jam pemeriksaan fisis, APE, saturasi
Respon Buruk
Gejala menetap atau bertambah
berat
APE < 60% prediksi / nilai
terbaik
1.
Agonis B-2 diulang
2. Tambahkan glukokortikosteroid
sistemik
Respon Baik
Gejala (batuk/ berdahak/ sesak/
mengi) membaik.
Perbaikan dengan agonis beta-2
dan bertahan selama 4 jam. APE > 80% prediksi / nilai terbaik
Respon Baik
1. Lanjutkan agonis beta-2
inhalasi setiap 3–4 jam untuk 24 – 48 jam
Alternatif : Bronkodilator oral
setiap 6 – 8 jam
2. Steroid inhalasi diteruskan
dengan dosis tinggi (bila sedang menggunakan steroid inhalasi) selama 2 minggu,
kmd kembali ke dosis sebelumnya
RUJUK
Penatalaksanaan
Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Gambar 10.2.
Status Asmatikus (Asma Akut Berat)
Catatan: Jika algoritma di atas tidak dapat digunakan,
dokter dapat menggunakan obat-obatan alternatif pada tabel Daftar Obat-obat
Asma.
Tabel
10.7 Pengobatan asma berdasarkan berat serangan dan tempat pengobatan SERANGAN
|
PENGOBATAN
|
TEMPAT
PENGOBATAN
|
RINGAN
Aktiviti
relatif normal
Berbicara
satu kalimat
dalam
satu napas
Nadi
<100
APE >
80%
|
Terbaik:
Inhalasi
agonis beta-2 kerja singkat tunggal atau dikombinasikan dengan antikolinergik
Alternatif:
Kombinasi
oral agonis beta-2
dan
aminofilin / teofilin
|
Di rumah
Di
praktek dokter/
klinik/
puskesmas
|
SEDANG
Jalan
jarak jauh
timbulkan
gejala
Berbicara
beberapa
kata
dalam satu napas
Nadi
100-120
APE
60-80%
|
Terbaik
Nebulisasi
agonis beta-2 tiap 4 jam
Alternatif:
-Agonis
beta-2 subkutan
-Aminofilin
IV
-Adrenalin
1/1000 0,3ml SK
Oksigen
bila mungkin
Kortikosteroid
sistemik
|
Darurat
Gawat/ RS
Klinik
Praktek
dokter
Puskesmas
|
BERAT
Sesak
saat istirahat
Berbicara
kata perkata
dalam
satu napas
Nadi
>120
APE<60%
atau
100 l/dt
|
Terbaik
Nebulisasi
agonis beta-2 tiap 4 jam
Alternatif:
-Agonis
beta-2 SK/ IV
-Adrenalin
1/1000 0,3ml SK
Aminofilin
bolus dilanjutkan drip
Oksigen
Kortikosteroid
IV
|
Darurat
Gawat/ RS
Klinik
|
MENGANCAM
JIWA
Kesadaran
berubah/
menurun
Gelisah
Sianosis
Gagal
napas
|
Seperti
serangan akut berat
Pertimbangkan
intubasi dan
ventilasi
mekanis
|
Darurat
Gawat/ RS
ICU
|
Rencana
tindak lanjut
Kriteria
untuk melanjutkan observasi (di klinik, praktek dokter/ puskesmas) tergantung
kepada fasiliti yang tersedia :
1.
Respons terapi tidak adekuat dalam 1-2 jam
2.
Obstruksi jalan napas yang menetap (APE < 30% nilai terbaik/ prediksi)
3. Riwayat
serangan asma berat, perawatan rumah sakit/ ICU sebelumny
4.
Dengan risiko tinggi (lihat di riwayat serangan)
5.
Gejala memburuk yang berkepanjangan sebelum datang membutuhkan pertolongan saat
itu
6.
Pengobatan yang tidak adekuat sebelumnya
7.
Kondisi rumah yang sulit/ tidak menolong
8.
Masalah/ kesulitan dalam transport atau mobilisasi ke rumah sakit
Kriteria
Pulang
Pertimbangan
untuk memulangkan pada penderita di layanan primer:
1.
Bila terjadi perbaikan klinis, yaitu: keluhan berkurang, frekuensi napas
kembali normal, mengi menghilang, nadi dan tekanan darah kembali normal, pasien
dapat bernapas tanpa otot-otot bantu napas, pasien dapat berbicara lebih lancar
atau berjalan, atau kesadaran membaik.
2.
Bila APE pasca tatalaksana awal 40-60% nilai terbaik/ prediksi dengan
pengawasan ketat di komunitas.
3.
Bila APE pasca tatalaksana awal > 60% nilai terbaik/ prediksi dan pasien
dapat menggunakan obat inhalasi atau oral dengan patuh.
4.
Penderita dirawat inap
Kriteria
Rujukan
1. Tidak
respons dengan pengobatan, ditandai dengan:
a.
Tidak terjadi perbaikan klinis
b.
Bila APE sebelum pengobatan awal < 25% nilai terbaik/ prediksi; atau APE
pasca tatalaksana < 40% nilai terbaik/ prediksi.
c.
Serangan akut yang mengancam jiwa
d.
Tanda dan gejala tidak jelas (atipik), atau masalah dalam diagnosis banding,
atau komplikasi atau penyakit penyerta (komorbid); seperti sinusitis, polip
hidung, aspergilosis (ABPA), rinitis berat, disfungsi pita suara, refluks
gastroesofagus dan PPOK.
e.
Dibutuhkan pemeriksaan/ uji lainnya di luar pemeriksaan standar, seperti uji
kulit (uji alergi), pemeriksaan faal paru lengkap, uji provokasi bronkus, uji
latih (kardiopulmonary exercise test), bronkoskopi dan sebagainya.
Konseling
dan Edukasi
1.
Meningkatkan kebugaran fisis
2.
Berhenti merokok
3.
Menghindari pencetus di lingkungan sehari-hari
Peralatan
1.
Tabung oksigen
2.
Kanul hidung
3.
Sungkup sederhana
4.
Sungkup inhalasi
5.
Nebulizer
6.
Peak flow meter
7. Pulse
oxymeter
8.
Analisis gas darah
9.
Tensimeter
Prognosis
Ad
vitam : Dubia ad bonam
Ad
functionam : Bonam
Ad sanationam
: Dubia ad bonam
Referensi
1.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma. Pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan di Indonesia. PDPI. Jakarta. 2004
2. Global
Initiative For Asthma. Global strategy for asthma management and prevention.
GINA. 2012.
0 komentar:
Posting Komentar