Rinitis
Vasomotor
No. ICPC-2
: R97 Allergic rhinitis
No. ICD-10
: J30.0 Vasomotor rhinitis
Tingkat
Kemampuan : 4A
Masalah
Kesehatan
Rinitis
vasomotor adalah salah satu bentuk rinitis kronik yang tidak diketahui
penyebabnya (idiopatik), tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan
hormonal, dan pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker,
aspirin,klorpromazin, dan obat topikal hidung dekongestan). Rinitis non alergi
dan mixed rhinitis lebih sering dijumpai pada orang dewasa dibandingkan
anak-anak, lebih sering dijumpai pada wanita dan cenderung bersifat menetap.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1.
Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan tergantung posisi tidur pasien,
memburuk pada pagi hari dan jika terpajan lingkungan non-spesifik seperti
perubahan suhu atau kelembaban udara, asap rokok, bau menyengat.
2.
Rinore yang bersifat serosa atau mukus, kadang-kadang jumlahnya agak banyak.
3.
Bersin-bersin lebih jarang dibandingkan rinitis alergika.
4. Lebih
sering terjadi pada wanita.
Faktor
Predisposisi
1.
Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis antara lain:
Ergotamin, Klorpromazine, obat anti hipertensi, dan obat vasokonstriktor
topikal.
2.
Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara
yang tinggi, serta bau yang menyengat (misalnya, parfum).
3.
Faktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas, pemakaian kontrasepsi oral,
dan hipotiroidisme.
4. Faktor
psikis, seperti rasa cemas, tegang, dan stress.
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
Rinoskopi
anterior:
1. Tampak
gambaran konka inferior membesar (edema atau hipertrofi), berwarna merah gelap
atau merah tua atau pucat.
Untuk membedakan edema dengan
hipertrofi konka, dokter dapat memberikan larutan Epinefrin 1/10.000 melalui
tampon hidung. Pada edema, konka akan mengecil, sedangkan pada hipertrofi tidak
mengecil.
2.
Terlihat adanya sekret serosa dan biasanya jumlahnya tidak banyak. Akan tetapi
pada golongan rinore tampak sekret serosa yang jumlahnya sedikit lebih banyak
dengan konka licin atau berbenjol-benjol.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi.
Pemeriksaan dilakukan bila diperlukan dan fasilitas tersedia di layanan primer,
yaitu:
1. Kadar eosinofil pada darah tepi atau sekret hidung
2. Tes cukit kulit (skin prick test)
3.
Kadar IgE spesifik
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosisditegakkan
berdasarkananamnesis,pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila
diperlukan.
Berdasarkan
gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 3 golongan, yaitu:
1. Golongan bersin (sneezer): gejalabiasanya
memberikan respon baik dengan terapi antihistamin dan glukokortikoid topikal.
2. Golongan rinore (runners): gejala rinore yang jumlahnya
banyak.
3.
Golongan tersumbat (blockers): gejala kongesti hidung dan hambatan
aliran udara pernafasan yang dominan dengan rinore yang minimal.
Diagnosis
Banding
Rinitis
alergi, Rinitis medikamentosa, Rinitis akut
Komplikasi
Anosmia,
Rinosinusitis
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1.
Non medikamentosa
Kauterisasi
konka yang hipertofi dapat menggunakan larutan AgNO3 25% atau trikloroasetat
pekat.
2. Medikamentosa
a. Tatalaksana dengan terapi kortikosteroid topikal dapat
diberikan, misalnya Budesonide 1-2 x/hari dengan dosis 100-200 mcg/hari.
Dosis dapat ditingkatkan sampai 400 mcg/hari. Hasilnya akan terlihat setelah
pemakaian paling sedikit selama 2 minggu. Saat ini terdapat kortikosteroid
topikal baru dalam aqua seperti Fluticasone Propionate dengan pemakaian
cukup 1 x/hari dengan dosis 200 mcg selama 1-2 bulan.
b.
Pada kasus dengan rinorea yang berat, dapat ditambahkan antikolinergik topikal Ipratropium
Bromide.
c.
Tatalaksana dengan terapi oral dapat menggunakan preparat simpatomimetik
golongan agonis alfa (Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin, Fenilefrin) sebagai
dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin.
Konseling
dan Edukasi
Memberitahu
individu dan keluarga untuk:
1. Mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus, yaitu
iritasi terhadap lingkungan non-spesifik.
2.
Berhenti merokok.
Kriteria
Rujukan
Jika
diperlukan tindakan operatif
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3.
Ad sanationam : Bonam
Peralatan dan Bahan Medis Habis Pakai
1. Lampu kepala
2. Spekulum hidung
3. Tampon hidung
4.
Epinefrin 1/10.000
Referensi
1. Adam, G.L. Boies, L.R. Higler.Boies.Buku Ajar Penyakit
THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
2. Irawati, N., Poerbonegoro, NL., Kasakeyan, E. Rhinitis
Vasomotor dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala
& Leher. Ed ke-6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2007.
3.
Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill.
2003.
0 komentar:
Posting Komentar