Dermatitis
Seboroik
No. ICPC-2 : S86 Dermatitis seborrhoeic
No. ICD-10 : L21 Seborrhoeic dermatitis
Tingkat Kemampuan : 4A
Masalah Kesehatan
Dermatitis seboroik (DS) merupakan istilah yang digunakan
untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi
(predileksi di tempat-tempat kelenjar sebum). Dermatitis seboroik berhubungan
erat dengan keaktifan glandula sebasea.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan munculnya bercak merah dan kulit
kasar. Kelainan awal hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis
sika) sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa
gatal.
Faktor
Risiko
Genetik, faktor kelelahan, stres emosional , infeksi,
defisiensi imun, jenis kelamin pria lebih sering daripada wanita, usia bayi
bulan 1 dan usia 18-40 tahun, kurang tidur
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
1. Papul sampai
plak eritema
2. Skuama
berminyak agak kekuningan
3. Berbatas tidak tegas
Lokasi predileksi
Kulit kepala, glabela, belakang telinga, belakang leher, alis
mata, kelopak mata, liang telinga luar, lipat naso labial, sternal, areola
mammae, lipatan bawah mammae pada wanita, interskapular, umbilikus, lipat paha,
daerah angogenital
Bentuk klinis lain
Lesi berat: seluruh kepala tertutup oleh krusta, kotor, dan
berbau (cradle cap).
Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
Gambar 11.18 Dermatitis seboroik pada kulit kepala
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Diagnosis
Banding
Psoriasis (skuamanya berlapis-lapis, tanda Auspitz, skuama
tebal seperti mika), Kandidosis (pada lipat paha dan perineal, eritema bewarna
merah cerah berbatas tegas dengan lesi satelit disekitarnya), Otomikosis,
Otitis eksterna.
Komplikasi
Pada anak, lesi bisa meluas menjadi penyakit Leiner atau
eritroderma.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Pasien
diminta untuk memperhatikan faktor predisposisi terjadinya keluhan, misalnya
stres emosional dan kurang tidur. Diet juga disarankan untuk mengkonsumsi
makanan rendah lemak.
2. Farmakoterapi dilakukan dengan:
a. Topikal
Bayi:
Pada lesi di kulit kepala bayi diberikan asam salisilat 3%
dalam minyak kelapa atau vehikulum yang larut air atau kompres minyak kelapa
hangat 1 kali sehari selama beberapa hari.
Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama
beberapa hari.
Selama pengobatan, rambut tetap dicuci.
Dewasa:
Pada lesi di kulit kepala, diberikan shampo selenium
sulfida 1,8 atau shampo ketokonazol 2%, zink pirition (shampo anti ketombe),
atau pemakaian preparat ter (liquor carbonis detergent) 2-5 % dalam
bentuk salep dengan frekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari.
Pada lesi di
badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid krim 0,05% (catatan: bila tidak
tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0,025%) selama maksimal 2
minggu.
Pada kasus
dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat diberikan kortikosteroid
kuat misalnya betametason valerat krim 0,1%.
Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan
pemberian ketokonazol krim 2%.
b. Oral sistemik
Antihistamin
sedatif yaitu: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama 2 minggu,
setirizin 1 x 10 mg per hari selama 2 minggu.
Antihistamin non sedatif yaitu: loratadin 1x10 mgselama
maksimal 2 minggu.
Konseling dan Edukasi
1.
Memberitahukan kepada orang tua untuk menjaga kebersihan bayi dan rajin merawat
kulit kepala bayi.
2.
Memberitahukan kepada orang tua bahwa kelainan ini umumnya muncul pada
bulan-bulan pertama kehidupan dan membaik seiring dengan pertambahan usia.
3. Memberikan informasi bahwa penyakit ini sukar disembuhkan
tetapi dapat terkontrol dengan mengontrol emosi dan psikisnya.
Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila tidak ada perbaikan dengan pengobatan
standar.
Peralatan: -
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, sembuh tanpa komplikasi.
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s
Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders
Elsevier.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman
Pelayanan Medik. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar