konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Jumat, 14 Oktober 2016

Pneumotoraks


Pneumotoraks adalah kondisi dimana terdapat udara bebas dalam rongga pleura. Insiden pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang tidak diketahui. Umumnya pria lebih banyak dari wanita.
Terdapat 2 jenis pneumotoraks, yaitu:
1. Pneumotoraks spontan primer adalah pneumotoraks yang terjadi tanpa riwayat penyakit paru sebelumnya ataupun trauma, dan dapat terjadi pada individu yang sehat. Terutama lebih sering pada laki, tinggi dan kurus, dan perokok.
2. Pneumotoraks spontan sekunder adalah pneumotoraks yang terjadi pada penderita yang memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya seperti PPOK, TB paru dan lain-lain.


Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Pneumotoraks dapat menimbulkan keluhan atau tidak. Keluhan yang dapat timbul adalah sesak napas, yang dapat disertai nyeri dada pada sisi yang sakit. Nyeri dada tajam, timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika menarik napas dalam atau terbatuk. Keluhan timbul mendadak ketika tidak sedang aktivitas.
2. Faktor risiko, di antaranya:
a. Infeksi, misalnya: tuberkulosis, pneumonia
b. Trauma
c. Merokok

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis :
1. Hiperkapnia
2. Hipotensi
3. Takikardi
4. Perubahan status mental
5. Pemeriksaan fisik paru :
a. Inspeksi paru, tampak sisi yang sakit lebih menonjol dan tertinggal pada pernapasan
b. Palpasi paru, suara fremitus menurun di sisi yang sakit
c. Perkusi paru, ditemukan suara hipersonor dan pergeseran mediastinum ke arah yang sehat
d. Auskultasi paru, didapatkan suara napas yang melemah dan jauh
390

Pemeriksaan Penunjang:
1. Foto toraks, didapatkan garis penguncupan paru yang sangat halus (pleural line), dan gambaran avaskuler di sisi yang sakit. Bila disertai darah atau cairan lainnya, akan tampak garis mendatar yang merupakan batas udara dan cairan (air fluid level).
2. Pulse oxymetry. Pemeriksaan ini tidak untuk menegakkan diagnosis, namun untuk menilai apakah telah terjadi gagal napas.

Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan untuk diagnosis definitif dengan pemeriksaan penunjang.

Komplikasi
1. Kegagalan respirasi
2. Kegagalan sirkulasi
3. Kematian

baca juga topik :

Management open pneuomothorax


Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
1. Oksigen
2. Jika ada tanda kegagalan sirkulasi, dilakukan pemasangan IV line dengan cairan kristaloid
3. Rujuk

Konseling dan Edukasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai:
1. Bahaya dan komplikasi pneumotoraks
2. Pertolongan kegawatdaruratan pada pneumotoraks
3. Perlunya rujukan segera ke RS

Kriteria Rujukan
Segera rujuk pasien yang terdiagnosis pneumotoraks, setelah dilakukan penanggulangan awal.
Peralatan
1. Infus set
2. Abbocath 14
3. Tabung oksigen
4. Kanul hidung
5. Sungkup sederhana
6. Lidocaine 2%
7. Spuit 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc, 50 cc
8. Three-way
9. Botol bervolume 500 cc
391

Prognosis
Ad vitam : Dubia
Ad functionam : Dubia
Ad sanationam : Dubia

No. ICPC-2 : R99 Respiratory Disease Other
No. ICD-10 : J93.9 Respiratory Disease other
Tingkat Kemampuan : 4A
Masalah Kesehatan

Referensi
1. Astowo P. Pneumotoraks. Dalam: Pulmonologi intervensi dan gawat darurat napas. Swidarmoko B, Susanto AD, editor. Jakarta: Dep. Pulmonologi dan Ked. Respirasi. 2010: 54-71.(Astowo, 2010)

2. MacDuff A, Arnold A, Harvey J. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural diseases guideline 2010. Thorax. 2010; 65:18-31.(MacDuff, et al., 2010) 

0 komentar:

Posting Komentar