Influenza
No. ICPC-2
: R80 Influenza 
No. ICD-10
: J11 Influenza, virus not identified 
Tingkat
Kemampuan : 4A 
Masalah
Kesehatan 
Influenza,
sering dikenal dengan flu adalah penyakit menular disebabkan oleh virus RNA
yaitu virus influenza A, B dan lebih jarang C. Virus influenza terus mengalami
perubahan, sehingga dalam beberapa waktu akan mengakibatkan wabah (pandemik)
yang parah. Virus ini menyerang saluran napas atas dan paru-paru. 
Hasil
Anamnesis (Subjective) 
Keluhan 
Keluhan
yang sering muncul adalah demam, bersin, batuk, sakit tenggorokan, hidung
meler, nyeri sendi dan badan, sakit kepala, lemah badan. 
Faktor
Risiko 
1.
Daya tahan tubuh menurun 
2.
Kepadatan hunian dan kepadatan penduduk yang tinggi 
3.
Perubahan musim/cuaca 
4.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 
5. Usia
lanjut 
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective) 
Pemeriksaan
Fisik 
Tanda
Patognomonis 
1.
Febris 
2.
Rinore 
3. Mukosa
hidung edema 
Pemeriksaan
penunjang: tidak diperlukan 
Penegakan
Diagnostik (Assessment) 
Diagnosis
Klinis 
Penegakan
diagnosis influenza membutuhkan ketelitian, karena keluhannya hampir sama
dengan penyakit saluran pernapasan lainnya. 
Influenza
dapat didiagnosis berdasarkan 4 kriteria berikut: 
1.
Terjadi tiba-tiba/akut 
2. Demam 
3. Gejala saluran pernapasan seperti batuk, tidak ada lokasi
spesifik dari keluhan yang timbul 
4.
Terdapat penyakit serupa di lingkungan penderita 
Ketika
terdapat kasus influenza di masyarakat, semua pasien dengan keluhan influenza
harus didiagnosis secara klinis. Pasien disarankan kembali untuk tindak lanjut
jika keluhan yang dialami bertambah buruk atau tidak ada perbaikan dalam waktu
72 jam. 
Diagnosis Banding 
Faringitis,
Tonsilitis, Laringitis 
Komplikasi
Infeksi
sekunder oleh bakteri, Pneumonia 
Penatalaksanaan komprehensif (Plan) 
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana influenza umumnya tanpa obat(self-limited
disease). Hal yang perlu ditingkatkan adalah daya tahan tubuh. Tindakan
untuk meringankan gejala flu adalah beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan
fisik berlebihan, meningkatkan gizi makanan dengan makanan berkalori dan
protein tinggi, serta buah-buahan yang tinggi vitamin. 
2.
Terapi simptomatik per oral 
a. Antipiretik. Pada dewasa yaitu parasetamol 3-4 x 500
mg/hari (10-15 mg/kgBB), atau ibuprofen 3-4 x 200-400 mg/hari (5-10 mg/kgBB). 
b. Dekongestan, seperti pseudoefedrin (60 mg setiap 4-6 jam) 
c. Antihistamin, seperti klorfeniramin 4-6 mg sebanyak 3-4
kali/hari, atau difenhidramin, 25-50 mg setiap 4-6 jam, atau loratadin atau
cetirizine 10 mg dosis tunggal (pada anak loratadin 0,5 mg/kgBB dan setirizin
0,3 mg/kgBB). 
d.
Dapat pula diberikan antitusif atau ekspektoran bila disertai batuk. 
Konseling dan Edukasi 
1.
Edukasi 
a. Edukasi terutama ditujukan untuk individu dan
lingkungannya. Penyebaran penyakit ini melalui udara sehingga lingkungan rumah
harus memenuhi persyaratan rumah sehat terutama ukuran jendela untuk
pencahayaan dan ventilasi serta kepadatan hunian. Untuk mencegah penyebaran
terhadap orang-orang terdekat perlu diberikan juga edukasi untuk memutuskan
mata rantai penularan seperti etika batuk dan pemakaian masker. 
b.
Selain edukasi untuk individu, edukasi terhadap keluarga dan orang-orang
terdekat juga penting seperti peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan 
2.
Pencegahan 
a. Imunisasi influenza, terutama bagi orang-orang risiko
tinggi. 
b.
Harus diwaspadai pasien yang baru kembali dari daerah terjangkit epidemi
influenza 
Rujukan
Bila
didapatkan tanda-tanda pneumonia (panas tidak turun 5 hari disertai batuk
purulen dan sesak napas) 
Prognosis 
Prognosis
pada umumnya bonam. 
Peralatan: - 
Referensi 
1. Braunwald, E. Fauci, A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.L.et al. Harrisson’s:
Principle of Internal Medicine. 17thed. New York: McGraw-Hill Companies.
2009. p: 1006 - 10202. WHO. Pedoman Interim WHO. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang Cenderung Menjadi Epidemi dan
Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2007. 









 
 
 
 
 
 
 
 


0 komentar:
Posting Komentar