konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Senin, 17 Oktober 2016

Miliaria

Miliaria
No. ICPC-2 : S92 Sweat gland disease
No. ICD-10 : L74.3 Miliaria, unspecified
Tingkat Kemampuan : 4A

Masalah Kesehatan
Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat yang ditandai oleh adanya vesikel milier. Sinonim untuk penyakit ini adalah biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, prickle heat. Berdasarkan survey yang dilakukan di Jepang didapatkan 5000 bayi baru lahir menderita miliaria. Survey tersebut mengungkapkan bahwa miliaria kristalina terjadi pada 4,5% nenonatus dengan usia rata-rata 1 minggu dan miliaria rubra terjadi pada 4% neonatus dengan usia rata-rata 11-14 hari. Dari sebuah survey yang dilakukan di Iran ditemukan insiden miliaria pada 1,3% bayi baru lahir. Miliaria umumnya terjadi di daerah tropis dan banyak diderita pada mereka yang baru saja pindah dari daerah yang beriklim sedang ke daerah yang beriklim tropis.

Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan yang dirasakan adalah gatal yang disertai timbulnya vesikel atau bintil, terutama muncul saat berkeringat, pada lokasi predileksi, kecuali pada miliaria profunda.

Faktor Risiko
1. Tinggal di lingkungan tropis, panas, kelembaban yang tinggi.
2. Pemakaian baju terlalu ketat.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
Tergantung pada jenis atau klasifikasi miliaria.
Klasifikasi miliaria :
1. Miliaria kristalina
a. Terdiri atas vesikel miliar (1-2 mm), sub korneal tanpa tanda inflamasi, mudah pecah dengan garukan, dan deskuamasi dalam beberapa hari.
b. Predileksi pada badan yang tertutup pakaian.
c. Gejala subjektif ringan dan tidak memerlukan pengobatan.
2. Milaria rubra
a. Jenis tersering, terdiri atas vesikel miliar atau papulo vesikel di atas dasar eritematosa sekitar lubang keringat, tersebar diskret.
b. Gejala subjektif gatal dan pedih pada di daerah predileksi.
Gambar 11.1 Miliaria rubra
3. Miliaria profunda
a. Merupakan kelanjutan miliaria rubra, berbentuk papul putih keras berukuran 1-3 mm, mirip folikulitis, dapat disertai pustul.
b. Predileksi pada badan dan ekstremitas.
Gambar 11.2 Miliaria profunda
4. Miliaria pustulosa
Berasal dari miliaria rubra, dimana vesikelnya berubah menjadi pustul.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan.

Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Ditegakkan ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaaan fisik.

Diagnosis Banding
Campak / morbili, Folikulitis, Varisela, Kandidiasis kutis, Erupsi obat morbiliformis

Komplikasi
Infeksi sekunder

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
Prinsipnya adalah mengurangi pruritus, menekan inflamasi, dan membuka retensi keringat. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah:
1. Melakukan modifikasi gaya hidup, yaitu:
a. Memakai pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat.
b. Menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan
c. Menjaga kebersihan kulit
d. Mengusahakan ventilasi yang baik
2. Memberikan farmakoterapi, seperti:
a. Topikal
 Bedak kocok: likuor faberi atau bedak kocok yang mengandung kalamin dan antipruritus lain (mentol dan kamfora) diberikan 2 kali sehari selama 1 minggu.
 Lanolin topikal atau bedak salisil 2% dibubuhi mentol ¼-2% sekaligus diberikan 2 kali sehari selama 1 minggu. Terapi berfungsi sebagai antipruritus untuk menghilangkan dan mencegah timbulnya miliaria profunda.
b. Sistemik (bila gatal dan bila diperlukan)
 Antihistamin sedatif: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama 7 hari atau setirizin 1 x 10 mg per hari selama 7 hari
 Antihistamin non sedatif: loratadin 1 x 10 mg per hari selama 7 hari.

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.

Konseling dan Edukasi
Edukasi dilakukan dengan memberitahu keluarga agar dapat membantu pasien untuk:
1. Menghindari kondisi hidrasi berlebihan atau membantu pasien untuk memakai pakaian yang sesuai dengan kondisinya.
2. Menjaga ventilasi udara di dalam rumah.
3. Menghindari banyak berkeringat.
4. Memilih lingkungan yang lebih sejuk dan sirkulasi udara (ventilasi) cukup.
5. Mandi air dingin dan memakai sabun.

Kriteria Rujukan
Tidak ada indikasi rujukan

Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit miliaria.

Prognosis
Prognosis umumnya bonam, pasien dapat sembuh tanpa komplikasi.

Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders Elsevier.
3. Levin, N.A. 2014. Dermatologic manifestation of miliaria. Medscape. May 21, 2014. http://emedicine.medscape.com/article/1070840-overview#a0199
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar