konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Jumat, 14 Oktober 2016

Status Asmatikus

Status Asmatikus (Asma Akut Berat)
No. ICPC-2 : R03. Wheezing
No. ICD-10 : J45.902 Unspecified asthma with status asthmaticus
Tingkat Kemampuan : 3B
Masalah Kesehatan
Asma akut berat (serangan asma atau asma eksaserbasi) adalah episode peruburukan gejala yang progresif dari sesak, batuk, mengi, atau rasa berat di dada, atau kombinasi gejala-gejala tersebut.

Hasil Anamnesis (Subjective)
Riwayat singkat serangan meliputi gejala, pengobatan yang telah digunakan, respons pengobatan, waktu mula terjadinya dan penyebab/ pencetus serangan saat
itu, dan ada tidaknya risiko tinggi untuk mendapatkan keadaan fatal/ kematian yaitu:
1. Riwayat serangan asma yang membutuhkan intubasi/ ventilasi mekanis
2. Riwayat perawatan di rumah sakit atau kunjungan ke darurat gawat dalam satu tahun terakhir
3. Saat serangan, masih dalam glukokortikosteroid oral, atau baru saja menghentikan salbutamol atau ekivalennya
4. Dengan gangguan/ penyakit psikiatri atau masalah psikososial termasuk penggunaan sedasi
5. Riwayat tidak patuh dengan pengobatan (jangka panjang) asma.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pada fasilitas layanan kesehatan sederhana dengan kemampuan sumber daya manusia terbatas, dapat hanya menekankan kepada :
1. Posisi penderita
2. Cara bicara
3. Frekuensi napas
4. Penggunaan otot-otot bantu napas
5. Nadi
6. Tekanan darah (pulsus paradoksus)
7. Ada tidak mengi

Pemeriksaan Penunjang
1. Pada serangan asma, APE sebaiknya diperiksa sebelum pengobatan, tanpa menunda pemberian pengobatan. Pemeriksaan ini dilakukan jika alat tersedia.
2. Saturasi oksigen dengan pulse oxymetry dapat dilakukan bila alat tersedia.
3. Pemeriksaan analisis gas darah dilakukan jika fasilitas tersedia.

Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. 375

Tabel 10.6 Serangan akut asma






Gejala dan tanda
Berat serangan akut
Keadaan mengancam jiwa
Ringan
Sedang
Berat
Sesak napas
Berjalan
Berbicara
Istirahat
Posisi
Dapat tidur telentang
Membungkuk
Duduk membungkuk
Cara bicara
Satu kalimat
Beberapa kata
Kata demi kata
Kesadaran
Mungkin gelisah
Gelisah
Gelisah
Mengantuk, gelisah, kesadaran menurun
Frekuensi napas
< 20/menit
20-30/menit
>30/menit
Nadi
<100
100-120
>120
Bradikardia
Pulsus Paradoksus
- 10 mmHg
+/- 10-20 mmHg
+ > 25 mmHg
Kelelahan otot
Otot bantu napas dan retraksi
-
+
+
Torakoabdominal paradoksal
Mengi
Akhir ekspirasi paksa
Akhir ekspirasi
Inspirasi dan ekspirasi
Silent chest
APE
80 %
60-80 %
< 60 %
PaO2
> 80 mmHg
80-60 mmHg
< 60 mmHg
PaCO2
< 45 mmHg
< 45 mmHg
> 45 mmHg
SaO2
> 95 %
91-95 %
< 95 %



Diagnosis banding
1. Obstruksi saluran napas atas
2. Benda asing di saluran napas
3. PPOK eksaserbasi
4. Penyakit paru parenkimal
5. Disfungsi pita suara
6. Gagal jantung akut
7. Gagal ginjal akut


Penilaian berat serangan
Anamnesis, pemeriksaan fisis ( auskultasi, penggunaan otot bantu, nadi, laju napas, APE, saturasi oksigen, analisa gas darah jika pasien sangat buruk)
Terapi Awal
Oksigen untuk mencapai saturasi ≥ 0%
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat secara kontinyu dalam 1 jam
Glukokortikosteroid sistemik jika pasien tak ada respons segera atau sebelumnya pasien telah mendapat glukokortikosteroid oral atau jika serangan hebat
Re-evaluasi setelah 1 jam  pemeriksaan fisis, APE, saturasi


Respon Buruk
Gejala menetap atau bertambah berat
APE < 60% prediksi / nilai terbaik
1. Agonis B-2 diulang
2. Tambahkan glukokortikosteroid sistemik

Respon Baik
Gejala (batuk/ berdahak/ sesak/ mengi) membaik.
Perbaikan dengan agonis beta-2 dan bertahan selama 4 jam. APE > 80% prediksi / nilai terbaik


Respon Baik
1. Lanjutkan agonis beta-2 inhalasi setiap 3–4 jam untuk 24 – 48 jam

Alternatif : Bronkodilator oral setiap 6 – 8 jam
2. Steroid inhalasi diteruskan dengan dosis tinggi (bila sedang menggunakan steroid inhalasi) selama 2 minggu, kmd kembali ke dosis sebelumnya

RUJUK
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Gambar 10.2. Status Asmatikus (Asma Akut Berat)
Catatan: Jika algoritma di atas tidak dapat digunakan, dokter dapat menggunakan obat-obatan alternatif pada tabel Daftar Obat-obat Asma.


Tabel 10.7 Pengobatan asma berdasarkan berat serangan dan tempat pengobatan SERANGAN
PENGOBATAN
TEMPAT PENGOBATAN
RINGAN
Aktiviti relatif normal
Berbicara satu kalimat
dalam satu napas
Nadi <100
APE > 80%
Terbaik:
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat tunggal atau dikombinasikan dengan antikolinergik
Alternatif:
Kombinasi oral agonis beta-2
dan aminofilin / teofilin
Di rumah
Di praktek dokter/
klinik/ puskesmas
SEDANG
Jalan jarak jauh
timbulkan gejala
Berbicara beberapa
kata dalam satu napas
Nadi 100-120
APE 60-80%
Terbaik
Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Alternatif:
-Agonis beta-2 subkutan
-Aminofilin IV
-Adrenalin 1/1000 0,3ml SK
Oksigen bila mungkin
Kortikosteroid sistemik
Darurat Gawat/ RS
Klinik
Praktek dokter
Puskesmas
BERAT
Sesak saat istirahat
Berbicara kata perkata
dalam satu napas
Nadi >120
APE<60% atau
100 l/dt
Terbaik
Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Alternatif:
-Agonis beta-2 SK/ IV
-Adrenalin 1/1000 0,3ml SK
Aminofilin bolus dilanjutkan drip
Oksigen
Kortikosteroid IV
Darurat Gawat/ RS
Klinik
MENGANCAM JIWA
Kesadaran berubah/
menurun
Gelisah
Sianosis
Gagal napas
Seperti serangan akut berat
Pertimbangkan intubasi dan
ventilasi mekanis
Darurat Gawat/ RS
ICU
Rencana tindak lanjut
Kriteria untuk melanjutkan observasi (di klinik, praktek dokter/ puskesmas) tergantung kepada fasiliti yang tersedia :
1. Respons terapi tidak adekuat dalam 1-2 jam
2. Obstruksi jalan napas yang menetap (APE < 30% nilai terbaik/ prediksi)
3. Riwayat serangan asma berat, perawatan rumah sakit/ ICU sebelumny



4. Dengan risiko tinggi (lihat di riwayat serangan)
5. Gejala memburuk yang berkepanjangan sebelum datang membutuhkan pertolongan saat itu
6. Pengobatan yang tidak adekuat sebelumnya
7. Kondisi rumah yang sulit/ tidak menolong
8. Masalah/ kesulitan dalam transport atau mobilisasi ke rumah sakit
Kriteria Pulang
Pertimbangan untuk memulangkan pada penderita di layanan primer:
1. Bila terjadi perbaikan klinis, yaitu: keluhan berkurang, frekuensi napas kembali normal, mengi menghilang, nadi dan tekanan darah kembali normal, pasien dapat bernapas tanpa otot-otot bantu napas, pasien dapat berbicara lebih lancar atau berjalan, atau kesadaran membaik.
2. Bila APE pasca tatalaksana awal 40-60% nilai terbaik/ prediksi dengan pengawasan ketat di komunitas.
3. Bila APE pasca tatalaksana awal > 60% nilai terbaik/ prediksi dan pasien dapat menggunakan obat inhalasi atau oral dengan patuh.
4. Penderita dirawat inap

Kriteria Rujukan
1. Tidak respons dengan pengobatan, ditandai dengan:
a. Tidak terjadi perbaikan klinis
b. Bila APE sebelum pengobatan awal < 25% nilai terbaik/ prediksi; atau APE pasca tatalaksana < 40% nilai terbaik/ prediksi.
c. Serangan akut yang mengancam jiwa
d. Tanda dan gejala tidak jelas (atipik), atau masalah dalam diagnosis banding, atau komplikasi atau penyakit penyerta (komorbid); seperti sinusitis, polip hidung, aspergilosis (ABPA), rinitis berat, disfungsi pita suara, refluks gastroesofagus dan PPOK.
e. Dibutuhkan pemeriksaan/ uji lainnya di luar pemeriksaan standar, seperti uji kulit (uji alergi), pemeriksaan faal paru lengkap, uji provokasi bronkus, uji latih (kardiopulmonary exercise test), bronkoskopi dan sebagainya.

Konseling dan Edukasi
1. Meningkatkan kebugaran fisis
2. Berhenti merokok
3. Menghindari pencetus di lingkungan sehari-hari

Peralatan
1. Tabung oksigen
2. Kanul hidung
3. Sungkup sederhana
4. Sungkup inhalasi
5. Nebulizer
6. Peak flow meter
7. Pulse oxymeter

8. Analisis gas darah
9. Tensimeter
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Referensi
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI. Jakarta. 2004

2. Global Initiative For Asthma. Global strategy for asthma management and prevention. GINA. 2012. 

0 komentar:

Posting Komentar