konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Jumat, 14 Oktober 2016

Asma Bronkial

Asma Bronkial (Asma Stabil)

No. ICPC-2 : R96 Asthma
No. ICD-10 : J45 Asthma
Tingkat Kemampuan : 4A


a. Asma pada Dewasa

Masalah Kesehatan
Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda-beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi

Hasil Anamnesis (Subjective)
Gejala khas untuk Asma, jika ada maka menigkatkan kemungkinan pasien memiliki Asma, yaitu :
1. Terdapat lebih dari satu gejala ( mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada dewasa muda
2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang sangat tajam

Tanel 10.2 Faktor risiko asma bronkial Faktor Pejamu
Prediposisi genetik
Atopi
Hiperesponsif jalan napas
Jenis kelamin
Ras/etnik
Faktor lingkungan mempengaruhi berkembangnya asma pada individu dengan predisposisi asma
Alergen di dalam ruangan (mite domestic, biantang, kecoa, jamur)
Alergen di luar ruangan (tepung sari bunga, jamur)
Bahan di lingkungan kerja (Asap rokok pada perokok aktif dan pasif)
Polusi udara(dalam dan luar ruangan)
Infeksi pernapasan (Hipotesis higiene)
Infeksi parasit
Status sosioekonomi
Besar keluarga
Diet dan obat
Obesitas


Faktor lingkungan mencetuskan eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma menetap
Alergen di dalam dan di luar ruangan
Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
Infeksi pernapasan
Exercise dan hiperventilasi
Perubahan cuaca
Sulfur dioksida
Makanan, aditif (pengawet, penyedap, pewarna makanan), obat-obatan
Ekspresi emosi yang berlebihan
Asap rokok
Iritan (a.l. parfum, bau-bauan merangsang, household spray)


Hasil Pemeriksaan Fisis dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terddengan selama eksaserbasi asma yang berat karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent chest”.
Pemeriksaan Penunjang
1. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter
2. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)

Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15 % rasio APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.

Klasifikasi
Tabel 10.3 Klasifikasi asma bronkial DerajatAsma
Gejala
Gejala Malam
Faal Paru

I. Intermiten

Bulanan
APE ≥ 80%
Gejala< 1x/minggu
≤ 2 kali sebulan
VEP1≥ 80% nilai prediksi
Tanpa gejala diluar serangan
APE ≥ 80% nilai terbaik
Serangan singkat
Variabiliti APE < 20%

II. Persisten ringan

Mingguan
APE > 80%
Gejala> 1 x/minggu, tetapi< 1 x/hari
>2 kali sebulan
VEP1≥ 80% nilai prediksi
Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
APE ≥ 80% nilai terbaik
Variabiliti APE 20% - 30%

III. Persisten sedang

Harian
APE 60 – 80%
Gejala setiap hari
>1 x/seminggu
VEP160 – 80% nilaiprediksi
Serangan mengganggu aktivitas dan tidur
APE 60 – 80% nilaiterbaik
Membutuhkan bronkodilator setiap hari
Variabiliti APE > 30%

IV. Persisten berat

Kontinyu
APE ≤ 60%
Gejala terus menerus
Sering
VEP1≤ 60% nilai prediksi
Sering kambuh
APE ≤ 60% nilai terbaik
Aktivitas fisik terbatas
Variabiliti APE > 30%



Penilaian Derajat Kontrol Asma
Tabel 10.4 Penilaian derajat kontrol asma


Penilaian klinis (4 minggu terakhir)

Karakteristik
Terkontrol
(tidak ada gejala)
Terkontrol sebagian (terdapat salah satu gejala)
Tidak terkontrol
Gejala harian
Tidak ada
(≤ 2/minggu )
> 2 /minggu
Tiga atau lebih gambaran asma terkontrol sebagian *,**
Keterbatasan aktivitas
Tidak ada
Ada
Gejala malam/terbangun
Tidak ada
Ada
Butuh pelega/ pemakaian inhaler
Tidak ada
(≤ 2 /minggu)
> 2 /minggu
Fungsi paru
(APE atau KVP1 )***
Normal
< 80 % prediksi atau nilai yang terbaik

B. Penilaian risiko di masa akan datang (risiko eksaserbasi, ketidakseimbangan, penurunan fungsi paru, efek samping)

Gambaran yang dihubungkan dengan peningkatan risiko yang lebih parah di masa depan termasuk :
Kontrol klinis yang buruk, jumlah eksaserbasi pertahun, riwayat perawatan karena asma, pajanan asap rokok, penggunaan obat dosis tinggi)

* Semua eksaserbasi terjadi dalam pengobatan yang adekuat
** Berdasarkan definisi, eksaserbasi di minggu apapun membuat asma tidak terkontrol
*** Tanpa pemberian bronkodilator
Fungsi paru tidak untuk anak 5 tahun atau lebih muda
Diagnosis Banding
Disfungsi pita suara, Hiperventilasi, Bronkiektasis, Kistik fibrosis, Gagal jantung, Defisiensi benda asing
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor pencetusnya.
2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel di bawah ini.



Tabel 10.5 Penatalaksanaan asma berdasarkan beratnya keluhan Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari
Berat Asma
Medikasi pengontrol harian
Alternatif / Pilihan lain
Alternatif lain
Asma Intermiten
Tidak perlu
----
----
Asma Persisten Ringan
Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 μg BB/hari atau ekuivalennya)

• Teofilin lepas lambat
• Kromolin
Leukotriene modifiers

----
Asma Persisten Sedang
Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (400-800 μg BB/hari atau ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama

• Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB atau ekuivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat, atau
• Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB/hari atau ekuivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
• Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 μg BB atau ekuivalennya) atau
• Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB atau ekuivalennya) ditambah leukotriene modifiers


• Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
• Ditambah teofilin lepas lambat

Asma Persisten Berat
Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (> 800 μg BB atau ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama. Diambah ≥ 1 di bawah ini :
 Teofilin lepas lambat
Leukotriene modifiers
 Glukokortikosteroid oral

Prednisolon/ metilprednisolon oral selang sehari 10 mg ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah teofilin lepas lambat
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol


Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
1. Foto toraks
2. Uji sensitifitas kulit
3. Spirometri
4. Uji provokasi bronkus

Komplikasi
Pneumotoraks, Pneumomediastinum, Gagal napas, Asma resisten terhadap steroid.

Konseling dan Edukasi
1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter.
2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT)
3. Pola hidup sehat.
4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
a) Menghindari setiap pencetus.
b) Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk mencegah exercise induced asthma.

Kriteria rujukan
1. Bila sering terjadi eksaserbasi.
2. Pada serangan asma akut sedang dan berat.
3. Asma dengan komplikasi.

Persiapan dalam melakukan rujukan bagi pasien asma, yaitu:
1. Terdapat oksigen.
2. Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi.
3. Pasien harus didampingi oleh dokter/tenaga kesehatan terlatih selama perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.

Peralatan
1. Asthma control test
2. Tabung oksigen
3. Kanul hidung
4. Masker sederhana
5. Nebulizer
6. Masker inhalasi
7. Peak flow meter
8. Spirometri

Prognosis
Ad sanasionam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad vitam : bonam
Referensi
1. Global strategy for asthma management and prevention. GINA. 2014.(Global Initiatives for Asthma, 2011)
2. Global strategy for asthma management and prevention. GINA. 2006.(Global Initiatives for Asthma, 2006)





3. Perhimpunan dokter paru Indonesia.Asma. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta. 2004.(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2004) 

0 komentar:

Posting Komentar