konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Sabtu, 01 Oktober 2016

Otitis Media Akut

Otitis Media Akut

No. ICPC-2 : H71. Acute otitis media/myringitis
No. ICD-10 : H65.0. Acute serous otitis media
H65.1. Other acure nonsuppurative otitis media
H66.0 Acute suppurative otitis media
Tingkat Kemampuan : 4A

Masalah Kesehatan
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan (tergantung stadium OMA yang sedang dialami)
1. Stadium oklusi tuba

Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang.
2. Stadium hiperemis

Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi / anak), muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.
3. Stadium supurasi
 Sama seperti stadium hiperemis

4. Stadium perforasi
 Keluar sekret dari liang telinga

5. Stadium resolusi
 Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. Bila perforasipermanen, pendengaran dapat tetap berkurang.

Faktor Risiko
1. Bayi dan anak
2. Infeksi saluran napas atas berulang
3. Menyusu dari botol dalam posisi berbaring telentang
4. Kelainan kongenital, misalnya: sumbing langit-langit, sindrom Down,
5. Paparan asap rokok
6. Alergi
7. Tingkat sosio-ekonomi yang rendah

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Suhu dapat meningkat
2. Otoskopi

Tabel 5.1 Hasil otoskopi pada OMA Stadium OMA
Tampilan
Stadium oklusi tuba
Membran timpani suram, retraksi, dan refleks cahayanya hilang
Stadium hiperemis
Membran timpani hiperemis dan edema
Stadium supurasi
Membran timpani menonjol ke arah luar (bulging) berwarna kekuningan
Stadium perforasi

 Perforasi membran timpani
 Liang telinga luar basah atau dipenuhi sekret

Stadium resolusi

 Membran timpani tetap perforasi atau utu
 Sekret di liang telinga luar sudah berkurang atau mengering


Kriteria Rujukan
Setelah dilakukan penatalaksanaan awal, pasien segera dirujuk ke dokter mata.

Peralatan
1. Lup
2. Senter
3. Lidi kapas

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : dubia
3. Ad sanationam : dubia

Referensi
1. Karesh JW. The evaluation and management of eyelid trauma. Dalam : Duane’s Clinical Ophthalmology, Volume 5. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. (Karesh, 2006)
2. Ehlers JP, Shah CP, editors. The Wills Eye Manual-office and emergency room diagnosis and treatment of eye disease. 5th edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2008.


0 komentar:

Posting Komentar