konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Jumat, 14 Oktober 2016

Malaria Serebral

Malaria Serebral

No. ICPC-2 : A73 Malaria
No.ICD-10 : Plasmodium falciparum with cerebral complication
Tingkat Kemampuan : 3B

Masalah Kesehatan
Malaria Serebral merupakan salah satu komplikasi infeksi dari Plasmodium falciparum dan merupakan komplikasi berat yang paling sering ditemukan serta penyebab kematian utama pada malaria. Diperkirakan sekitar 1-3 juta orang meninggal diseluruh dunia setiap tahunnya karena malaria serebral, terutama pada anak-anak.

Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien dengan malaria Serebral biasanya ditandai oleh
1. Trias malaria (menggigil, demam, berkeringat)
2. Penurunan kesadaran berat
3. Disertai kejang

Faktor Risiko:
1. Tinggal atau pernah berkunjung ke daerah endemik malaria
2. Riwayat terinfeksi Plasmodium falciparum

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai:
1. Penurunan kesadaran yang dapat didahului mengantuk, kebingungan, disorientasi, delirium atau agitasi namun kaku kuduk dan rangsang meningeal lain tidak ditemukan dan dapat berlanjut menjadi koma.
2. Kaku kuduk biasanya negatif, hiperekstensi leher terjadi pada kasus berat
3. Pada pemeriksaan mata dapat dijumpai nistagmus dan deviasi conjugee
4. Pada pemeriksaan funduskopi ditemukan retina yang pucat, perdarahan retina (6-37% kasus), edema papil dan cotton wool spots.
5. Gejala neurologi yang sering adalah lesi upper motor neuron, tonus otot dan reflex tendon meningkat (tetapi dapat juga normal ataupun menurun), refleks babinsky positif

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan apusan darah

Bisa ditemukan adanya Plasmodium falciparum aseksual pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran
2. Pemeriksaan darah rutin dan gula darah

Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis malaria serebral ditegakkan dengan ditemukannya Plasmodium falciparum bentuk aseksual pada pemeriksaan apusan darah tepi pasien dengan penurunan kesadaran berat (koma), walaupun semua gangguan kesadaran (GCS<15) harus dianggap dan diterapi sebagai malaria berat. Gangguan kesadaran pada malaria dapat pula disebabkan oleh demam yang tinggi, hipoglikemia, syok, ensefalopati uremikum, ensefalopati hepatikum, sepsis. Semua penderita dengan demam dan penurunan kesadaran seyogyanya didiagnosis banding sebagai malaria serebral, khususnya jika penderita tinggal atau pernah berkunjung ke daerah endemik malaria.
Diagnosis Banding:
Infeksi virus, bakteri, jamur (cryptococcal), protozoa (African Trypanosomiasis), Meningoensefalitis, Abses serebral, Trauma kepala, Stroke, intoksikasi, gangguan metabolik
Komplikasi:
Gagal ginjal akut, ikterus, asidosis metabolik, hipoglikemia, hiperlaktemia, hipovolemia, edema paru, sindrom gagal nafas akut

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan:
Semua pasien yang didiagnosis dengan malaria serebral harus dipastikan jalan nafas lancar dan pernafasan dibantu dengan oksigen, setelah penatalaksanaan suportif seperti pemberian cairan agar segera dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan sekunder
Kriteria Rujukan:
Pasien dengan Malaria Serebral agar segera dirujuk ke RS
Edukasi dan Konseling:
1. Konsultasi ke dokter untuk penggunaan kemoprofilaksis bagi mereka yang hendak berkunjung ke daerah endemic malaria
2. Malaria bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan nyamuk anopheles baik dengan menggunakan kelambu maupun reppelen
3. Hindari aktivitas di malam hari khususnya bagi mereka yang tinggal atau bepergian ke daerah endemic malaria

Peralatan
1. Laboratorium untuk pemeriksaan apusan darah tebal
2. Laboratoriumuntuk pemeriksaan darah rutin dan gula darah
3. Termometer
4. Stetoskop
5. Tensi
6. Senter
7. Palu reflex
8. Funduskopi



Prognosis
1. Ad Vitam: Dubia ad Malam
2. Ad Functionam: Dubia et Malam
3. Ad Sanationam: Dubia

Referensi

Gunawan C, Malaria Serebral dan penanganannya dalam Malaria dari Molekuler ke Klkinis EGC. Jakarta 2012. (Gunawan, 2012)

0 komentar:

Posting Komentar