PEDOMAN TATALAKSANA GAGAL JANTUNG
PERKI - 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Ketua Pengurus
Pusat PERKI
I. Pendahuluan
...............................................................................
1
II. Definisi dan Diagnosis
................................................................ 1
III. Tatalaksana Non Farmakologis
.................................................. 12
IV. Tatalaksana Farmakologis
......................................................... 14
V. Terapi Alat Non Bedah pada
Gagal Jantung Sistolik ............... 28
VI. Gagal Jantung dan
Komorbiditas .............................................. 34
a. Angina
..............................................................................
34
b. Hipertensi
......................................................................... 35
c. Diabetes
........................................................................... 36
d. Disfungsi Ginjal dan Sindroma
Kardiorenal .................. 37
VII. Gagal Jantung Akut
.................................................................... 39
VIII. Daftar pustaka
............................................................................ 47
I . PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan masalah
kesehatan yang progresif dengan angka
mortalitas dan morbiditas yang
tinggi di negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia. Di
Indonesia, usia pasien gagal jantung
relatif lebih muda dibanding
Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan
klinis yang lebih berat.Tujuan
penulisan buku ini untuk memberikan
pedoman praktis dalam melakukan
diagnosis, penilaian dan
penatalaksanaan gagal jantung
akut serta kronik. Pendekatan berdasarkan
hasil penelitan digunakan untuk
menentukan kelas rekomendasi, disertai
dengan penilaian tambahan berupa
kualitas kesahihan penelitan. European
Society of
Cardiology guidelines for the diagnosis and treatment of acute
and chronic
heart failure 2012, Heart Failure Society of America 2010
Comprehensive
Heart Failure Practice Guidelines, ESC Guidelines on
diabetes,
pre-diabetes, andcardiovascular diseases 2013, dan American
Diabetes Association-Standards
of Medical Care 2012 digunakan
sebagai
pedoman dalam penulisan buku ini.
DEFINISI DAN
DIAGNOSIS
DEFINISI GAGAL
JANTUNG
Gagal jantung adalah kumpulan
gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus memiliki tampilan
berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau
saat melakukan aktifitas disertai / tidak
kelelahan); tanda retensi cairan
(kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari Gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat (Tabel 1 dan 2).
Disadur dari ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure 20081
Tabel 1 Tanda dan gejala gagal jantung
Definisi gagal jantung
Gagal jantung merupakan kumpulan
gejala klinis pasien dengan tampilan seperti :
Gejala khas
gagal jantung : Sesak nafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan,
edema tungkai
DAN
Tanda khas Gagal
Jantung : Takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura,
peningkatan
tekanan vena jugularis, edema perifer, hepatomegali.
DAN
Tanda objektf
gangguan struktur atau fungsional jantung saat istrahat,
kardiomegali,
suara jantung ke tiga, murmur jantung, abnormalitas dalam
gambaran ekokardiografi, kenaikan
konsentrasi peptida natriuretik
Klasifikasi
Tabel 3. Klasifikasi gagal
jantung berdasarkan kelainan struktural jantung atau berdasarkan gejala yang
berkaitan dengan kapasitas fungsional NYHA.
Istilah tambahan
Gagal jantung
sering juga diklasifikasikan sebagai gagal jantung dengan penurunan fungsi
sistolik (fraksi ejeksi) atau dengan gangguan fungsi diastolik
(fungsi sistolik atau fraksi ejeksi normal), yang selanjutnya akan
disebut sebagai Heart
Failure with Preserved Ejection Fraction (HFPEF). Selain itu, myocardial remodeling juga akan berlanjut dan menimbulkan sindroma klinis
gagal jantung.
Algoritma diagnosis
gagal jantung
Algoritma
diagnosis gagal jantung atau disfungsi ventrikel kiri (Gambar 1). Penilaian
klinis yang teliti diperlukan untuk mengetahui penyebab gagal jantung, karena
meskipun terapi gagal jantung umumnya sama bagi sebagain besar
pasien, namun keadaan tertentu memerlukan terapi spesifik dan mungkin
penyebab dapat dikoreksi.
TEKNIK
DIAGNOSTIK
Uji diagnostik
biasanya paling sensitif pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi
rendah.Uji diagnostik sering kurang sensitf pada pasien gagal jantung dengan
fraksi ejeksi normal. Ekokardiografi merupakan metode yang paling
berguna dalam melakukan evaluasi disfungsi sistolik dan diastolic.
Elektrokardiogram
(EKG)
Pemeriksaan
elektrokardiogram harus dikerjakan pada semua pasien diduga gagal
jantung.Abnormalitas EKG sering dijumpai pada gagal jantung (Tabel
4).Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis
gagal jantung, jika EKG normal, diagnosis gagal jantung khususnya dengan
disfungsi sistolik sangat kecil (< 10%).
Foto Toraks
Merupakan
komponen penting dalam diagnosis gagal jantung. Rontgen toraks dapat
mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi pleura dan dapat mendeteksi
penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat
sesak nafas (Tabel 5). Kardiomegali dapat tidak ditemukan pada gagal
jantung akut dan kronik.
Tabel
4Abnormalitas EKG yang umum ditemukan pada gagal jantung
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung adalah darah perifer
lengkap (hemo-globin, leukosit, trombosit), elektrolit, kreatinin, laju filtrasi
glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis.
Pemeriksaan
tambahan laindipertimbangkan sesuai tampilan klinis.
Gangguan
hematologis atau elektrolit yang bermakna jarang dijumpai pada pasien
dengan gejala ringan sampai sedang yang belum diterapi, meskipun anemia
ringan, hiponatremia, hiperkalemia dan penurunan fungsi ginjal
sering dijumpai terutama pada pasien dengan terapi menggunakan
diuretik dan/atau ACEI (Angiotensin Converting Enzime Inhibitor), ARB
(Angiotensin Receptor Blocker), atau antagonis aldosterone.
Tabel
6 Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang sering dijumpai pada gagal jantung
Peptida
Natriuretik
Terdapat bukti -
bukti yang mendukung penggunaan kadar plasma peptidanatriuretik
untuk diagnosis, membuat keputusan merawat atau memulangkan
pasien, dan mengidentifikasi pasien pasien yang berisiko mengalami
dekompensasi. Konsentrasi peptida natriuretik yang normal sebelum pasien diobati
mempunyai nilai prediktif negatif yang tinggi dan membuat
kemungkinan gagal jantung sebagai penyebab gejalagejala yang dikeluhkan
pasien menjadi sangat kecil (Gambar 1).
Kadar peptida
natriuretik yang tetap tinggi walaupun terapi optimal mengindikasikan
prognosis buruk.Kadar peptidanatriuretik meningkat sebagai respon
peningkatan tekanan dinding ventrikel. Peptida natriuretik mempunyai waktu
paruh yang panjang, penurunan tiba-tiba tekanan dinding
ventrikel tidak langsung menurunkan kadar peptida natriuretik.
Troponin I atau
T
Pemeriksaan
troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika gambaran
klinisnya disertai dugaan sindroma koroner akut. Peningkatan ringan kadar
troponin kardiak sering pada gagal jantung berat atau selama episode
dekompensasi gagal jantung pada penderita tanpa iskemia miokard.
Ekokardiografi
Istilah
ekokardiograf digunakan untuk semua teknik pencitraan ultrasound jantung termasuk
pulsed and continuous wave Doppler, colour Doppler dan tissue Doppler
imaging (TDI). Konfirmasi diagnosis gagal jantung dan/atau
disfungsi jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi adalah keharusan dan
dilakukan secepatnya pada pasien dengan dugaan gagal jantung. Pengukuran
fungsi ventrikel untuk membedakan antara pasien disfungsi
sistolik dengan pasien dengan fungsi sistolik normal adalah fraksi ejeksi
ventrikel kiri (normal > 45 - 50%).
Diagnosis gagal
jantung dengan fraksi ejeksi normal (HFPEF/ heart failure
with preserved
ejection fraction)
Ekokardiografi
mempunyai peran penting dalam mendiagnosis gagal
jantung dengan
fraksi ejeksi normal. Diagnosis harus memenuhi tiga
kriteria:
1. Terdapat
tanda dan/atau gejala gagal jantung
2. Fungsi
sistolik ventrikel kiri normal atau hanya sedikit terganggu
(fraksi ejeksi > 45 - 50%)
3. Terdapat
bukti disfungsi diastolik (relaksasi ventrikel kiri abnormal / kekakuan
diastolik)
Ekokardiografi
transesofagus
Direkomendasikan
pada pasien dengan ekokardiografi transtorakal tidak adekuat
(obesitas, pasien dengan ventlator), pasien dengan kelainan katup, pasien
endokardits, penyakit jantung bawaan atau untuk mengeksklusi trombus di left
atrial appendagepada pasien fibrilasi atrial
Ekokardiografi
beban
Ekokardiografi
beban (dobutamin atau latihan) digunakan untuk mendeteksi
disfungsi ventrikel yang disebabkan oleh iskemia dan menilai
viabilitas miokard pada keadaan hipokinesis atau akinesis berat
Tabel 7
Abnormalitas ekokardiografk yang sering dijumpai pada gagal Jantung
Download lengkap Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung PERKI 2015
di sini -----> DOWNLOAD / BACA
Sudah baca tentang ?
silahkan baca di sini : ----> baca/ download
0 komentar:
Posting Komentar