konsensus PNPK buku ajar Pedoman SPM

Senin, 30 Januari 2017

BUKU PANDUAN PESERTA MANAJEMEN ASFIKSIA BBL UNTUK BIDAN 2010 : FREE EBOOK

BUKU PANDUAN PESERTA 
UNTUK BIDAN 2010

TINJAUAN PELATIHAN
1. Pendekatan Pelatihan:
Pelatihan Manajemen Asfiksia BBL menempuh pendekatan pelatihan sebagai
berikut:
Pendidikan Orang Dewasa:
Orang dewasa berbeda dengan anak dalam berbagai hal yang berpengaruh
terhadap proses belajarnya, diantaranya:
1. Kesepakatan Tujuan: perlu ada kesepakaatan tujuan pelatihan.
2. Penerapan pada Pekerjaan: hasil pelatihan dapat diterapkan langsung
dalam pekerjaan sesuai tugas dan kewenangannya.
3. Tanggung Jawab: peserta diberi tanggung jawab untuk belajar secara
mandiri melalui penugasan kelompok dan latihan mandiri.
4. Kepribadian: saling menghargai kepribadian sebagai orang dewasa.
5. Pengalaman: pelatihan ini memberi kesempatan kepada peserta untuk
saling berbagi informasi dan saling berbagi pengalaman.
Pelatihan Partisipatip
Berbeda dengan metoda pendidikan yang sering dijumpai dimana peserta
kurang aktif, pelatihan ini merupakan pelatihan partisipatip dengan cirinya:
1. Peran aktif: peserta berperan aktif dan akan melakukan berbagai
kegiatan belajar sesuai dengan lembar kerja.
2. Berbagi peran: diantara sesama peserta dan pelatih saling berbagi
peran dan tanggung jawab bersama agar kegiatan belajar-mengajar
lancar.
3. Metoda interaktif: metoda yang digunakan mengarah kepada
komunikasi dua arah sehingga ada interaksi antara pelatih dan
peserta.
4. Demokrasi: setiap peserta mendapat kesempatan yang sama dan
berhak untuk menyampaikan pendapatnya secara tertib dan mendapat
kesempatan yang sama untuk berlatih.
5. Panca Indra: belajar akan lebih efektif apabila menggunakan kelima
indera. Ada pepatah yang mengatakan: “apa yang saya dengar saya
lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya
bisa.”
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Dalam pelatihan Manajemen Asfiksia BBL ditempuh pendekatan pelatihan
berdasarkan kompetensi. Kompetensi berarti persyaratan kemampuan yang
dibutuhkan oleh petugas untuk melakukan sesuatu tugas sesuai dengan
kewenangannya. Seorang petugas dikatakan kompeten apabila dia mampu
melakukan tugas itu sesuai dengan standar yang berlaku dan
kewenangannya. Ada beberapa tingkatan kemampuan, yaitu:

1. Tingkat Dasar (acquisition): pada tingkat ini petugas baru mendapatkan
kemampuan dasar yang diperoleh melalui pendidikan dasar disekolah
atau kursus ketrampilan.
2. Tingkat Trampil (competent): pada tingkat ini petugas diharapkan telah
trampil dalam melakukan suatu tugas sesuai dengan kewenangannya.
Untuk mencapai tingkat ini lazim ditempuh melalui pelatihan prajabatan
atau melalui pelatihan kalakarya (on the job training) selama ia bekerja.
3. Tingkat Mahir (proficient): pada tingkat ini petugas diharapkan sudah
mahir melakukan sesuatu tugas sesuai kewenangannya. Hal ini hanya
bisa dicapai setelah mempunyai pengalaman praktek.


UNTUK BACA / DOWNLOAD BUKU PANDUAN INI

KLICK DISINI ---->   DOWNLOAD / BACA

























manajemen asfiksia dan bblr, manajemen asfiksia ppt, manajemen asfiksia bbl untuk bidan, manajemen asfiksia sedang, manajemen asfiksia bayi baru lahir pdf, bagan manajemen asfiksia bayi baru lahir, manajemen askeb asfiksia neonatorum, manajemen bbl dengan asfiksia, makalah manajemen asfiksia, modul manajemen asfiksia, manajemen penanganan asfiksia

0 komentar:

Posting Komentar