Trauma
kimia mata adalah salah satu kasus kedaruratan mata, umumnya terjadi karena
masuknya zat-zat kimia ke jaringan mata dan adneksa di sekitarnya. Keadaan ini
memerlukan penanganan cepat dan segera oleh karena dapat mengakibatkan
kerusakan berat pada jaringan mata dan menyebabkan kebutaan. Zat kimia penyebab
dapat bersifat asam atau basa. Trauma basa terjadi dua kali lebih sering
dibandingkan trauma asam dan umumnya menyebabkan kerusakan yang lebih berat
pada mata. Selain itu, beratnya kerusakan akibat trauma kimia juga ditentukan
oleh besarnya area yang terkena zat kimia serta lamanya pajanan.
Hasil
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1.
Mata merah, bengkak dan iritasi
2.
Rasa sakit pada mata
3.
Penglihatan buram
4.
Sulit membuka mata
5. Rasa
mengganjal pada mata
Faktor
Risiko
Pajanan
terhadap zat kimia yang sering menjadi penyebab trauma antara lain detergen,
desinfektan, pelarut kimia, cairan pembersih rumah tangga, pupuk, pestisida,
dan cairan aki. Anamnesis perlu dilakukan untuk mengetahui zat kimia penyebab
trauma, lama kontak dengan zat kimia, tempat dan kronologis kejadian, adanya
kemungkinan kejadian kecelakaan di tempat kerja atau tindak kriminal, serta
penanganan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Hasil
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan
Fisik
Dengan
bantuan senter dan lup, dapat ditemukan kelainan berikut ini:
1.
Hiperemia konjungtiva
2.
Defek epitel kornea dan konjungtiva
3.
Iskemia limbus kornea
4.
Kekeruhan kornea dan lensa
Pemeriksaan
visus menunjukkan ada penurunan ketajaman penglihatan. Bila tersedia, dapat
dilakukan tes dengan kertas lakmus untuk mengetahui zat kimia penyebab
1.
Bila kertas lakmus terwarnai merah, maka zat penyebab bersifat asam
2. Bila
kertas lakmus terwarnai biru, maka zat penyebab bersifat basa
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak
diperlukan
Penegakan
Diagnostik (Assessment)
Diagnosis
Klinis
Diagnosis
ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Komplikasi
1.
Simblefaron
2.
Hipotoni bola mata
3.
Ptisis bulbi
4.
Entropion
5.
Katarak
6.
Neovaskularisasi kornea
Penatalaksanaan
Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1.
Segera lakukan irigasi mata yang terkena zat kimia dengan cairan mengalir
sebanyak mungkin dan nilai kembali dengan kertas lakmus. Irigasi terus
dilakukan hingga tidak terjadi pewarnaan pada kertas lakmus.
2.
Lakukan eversi pada kelopak mata selama irigasi dan singkirkan debris yang
mungkin terdapat pada permukaan bola mata atau pada forniks.
3. Setelah
irigasi selesai dilakukan, nilai tajam penglihatan, kemudian rujuk segera ke
dokter spesialis mata di fasilitas sekunder atau tersier.
Konseling
& Edukasi
Anjuran untuk menggunakan pelindung (kacamata / goggle,
sarung tangan, atau masker) pada saat kontak dengan bahan kimia
Kriteria
Rujukan
Setelah
penanganan awal dengan irigasi, rujuk pasien ke dokter spesialis mata untuk
tatalaksana lanjut
Peralatan
1.
Lup
2.
Senter
3.
Lidi kapas
4.
Kertas lakmus (jika memungkinkan)
5. Cairan
fisiologis untuk irigasi
Prognosis
1.
Ad vitam : Bonam
2.
Ad functionam : Dubia
3. Ad
sanationam : Dubia
No. ICPC-2 : F79 Injury eye other
No. ICD-10 : T26Burn and corrosion confined to eye and adnexa
Tingkat Kemampuan : 3A
Masalah Kesehatan
Referensi
1.
Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI. 2008.
2.
Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta: Widya Medika.
2000.
3. Ehlers
JP, Shah CP, editors. The Wills Eye Manual-office and emergency room diagnosis
and treatment of eye disease. 5th edition. Philadelphia: Lippincott Williams
and Wilkins; 2008. (Ehlers & Shah, 2008
0 komentar:
Posting Komentar