Kolesistitis
Kolesistitis adalah reaksi
inflamasi akut atau kronis dinding kandung empedu. Faktor yang mempengaruhi
timbulnya serangan kolesistitis adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan
iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu
kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis
cairan empedu.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Kolesistitis akut:
1.
Demam
2. Kolik perut di sebelah kanan
atas atau epigastrium dan teralihkan ke bawah angulus scapula dexter,
bahu kanan atau yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina pektoris,
berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang cuma
berlangsung singkat pada kolik bilier.
3.
Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan berlemak di malam
hari.
4. Flatulens dan mual
Kolesistitis kronik
1.
Gangguan pencernaan menahun
2.
Serangan berulang namun tidak mencolok.
3.
Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
4. Nyeri perut yang tidak jelas
disertai dengan sendawa.
Faktor Risiko
1.
Wanita
2.
Usia >40 tahun
3.
Sering mengkonsumsi makanan berlemak
4. Adanya riwayat kolesistitis
akut sebelumnya.
Hasil Pemeriksaan dan
Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1.
Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik
2.
Teraba massa kandung empedu
3. Nyeri tekan disertai
tanda-tanda peritonitis lokal, tanda Murphy positif
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah menunjukkan
adanya leukositosis
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis Banding
Angina pektoris, Apendisitis
akut, Ulkus peptikum perforasi, Pankreatitis akut
Komplikasi
Gangren atau empiema kandung
empedu, Perforasi kandung empedu, Peritonitis umum, Abses hepar
Penatalaksanaan Komprehensif
(Plan)
Penatalaksanaan
1.
Tirah baring
2.
Puasa
3.
Pemasangan infus
4.
Pemberian anti nyeri dan anti mual
5. Pemberian antibiotik:
a. Golongan penisilin:
Ampisilin injeksi 500mg/6jam dan Amoksilin 500mg/8jam IV, atau
b.
Sefalosporin: Seftriakson 1 gram/ 12 jam, Sefotaksim 1 gram/8jam, atau
c. Metronidazol 500mg/8jam
Konseling dan Edukasi
Keluarga diminta untuk
mendukung pasien untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.
Rencana Tindak Lanjut
1.
Pada pasien yang pernah mengalami serangan kolesistitis akut dan kandung
empedunya belum diangkat kemudian mengurangi asupan lemak dan menurunkan berat
badannya harus dilihat apakah terjadi kolesistitis akut berulang.
2. Perlu dilihat ada tidak
indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Kriteria rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis
kolesistitis dirujuk ke layanan sekunder (spesialis penyakit dalam) sedangkan
bila terdapat indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke spesialis bedah.
Peralatan
Laboratorium untuk pemeriksaan
darah rutin
Prognosis
Prognosis umumnya dubia ad
bonam, tergantung komplikasi dan beratnya penyakit.
No. ICPC-2 : D98 Cholecystitis/cholelithiasis
No. ICD-10 : K81.9 Cholecystitis, unspecified
Tingkat Kemampuan : 3B
Masalah Kesehatan
Referensi
1.
Soewondo, P. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke 4.
Jakarta: FK UI. 2006: Hal 1900-2.
2. Panduan Pelayanan Medik
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.
2004: Hal 240.
0 komentar:
Posting Komentar